3 Alat Pengendali Cuaca, Ini Faktanya!

1. Cloudbuster 

Wilhelm Reich membuat alat yang disebut Cloudbuster. Yang dapat membuat hujan dengan mengendalikan energi orgone di atmosfer.

Alat tersebut berupa tabung logam yang mengarah ke langit dan berisi air, yang terlihat seperti senjata militer kelas atas.

Baca juga : Hail Cannon, Meriam Pengendali Cuaca

Cloudbusters digunakan seperti penangkal petir, yang dapat mengumpulkan energi orgone dan menyerapnya dari atmosfer melalui air di pipa. Kurangnya energi orgone di udara dikatakan membentuk awan dan hujan.

Faktanya, cloud buster dan energi orgone hanyalah pseudosains, tidak pernah menjadi energi orgone di dunia nyata. Jadi sekarang alat ini hanyalah artefak di pedesaan Eropa.

2. Sesajen dan Dupa 

Teknologi khas Indonesia ini sering digunakan pada konser dan upacara besar untuk mencegah hujan. Berbeda dengan kegiatan doa yang bisa dilakukan oleh siapa saja, kegiatan ini membutuhkan orang-orang khusus yang dipercaya hebat dan mandraguna.

Sesuai instruksi pawang, sesajen dan dupa ditaruh di tempat-tempat yang "strategis". Dengan medium asap kemenyan untuk menyampaikan niatnya dimantrakan ke awan di langit, agar awan-awan itu meninggalkan tempat itu.

Tentu ini bukan ilmu, kegiatan seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Cara ini masih sering digunakan di daerah terpencil oleh suku pedalaman mulai dari Amazon hingga kota Jakarta.

Baca juga : Buku Siswa Agroforestry SMK Kelas 12

Efektivitas metode ini jelas diragukan, pawang hujan sering kali gagal mengendalikan cuaca, kesuksesan biasanya karena faktor kebetulan atau tidak disengaja.

3. Kincir Angin

Belanda dengan banyak kincir angin, salah satunya berfungsi menangkis awan. Negeri dataran rendah ini turun hujan setahun selama 5 bulan.

Ilmuwan dan insinyur Belanda menggunakan kincir angin berkecepatan tinggi untuk mengusir awan dari wilayah mereka.

Tidak, tidak, ini hanya lelucon yang dibuat oleh Google Dutch pada bulan April 2017. Tidak ada teknologi seperti itu dalam kehidupan nyata untuk menghilangkan awan.

Baca juga : Buku Engine Management System (EMS) SMK Kelas 11

Meski masuk akal, dibutuhkan banyak energi untuk menghasilkan angin kencang yang bisa menggerakkan awan di langit dari kincir angin berdiameter 18 meter ini. Sangat tidak efektif dan membuang-buang energi.