Adab ketika Berziarah ke Masjid Nabawi
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terus tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan hingga hari pembalasan.
Sesungguhnya hukum-hukum ziarah
(berkunjung) ke masjid Nabawi dan shalat di dalamnya banyak yang tidak
diketahui orang. Saat berada di kota Madinah, banyak orang yang terjerumus
dalam kesalahan-kesalahan. Karena alasan itulah saya menyusun risalah ini untuk
menjelaskan hukum-hukum dan mengingatkan terhadap kesalahan-kesalahan sesuai
yang diriwayatkan dari Nabi dan para sahabatnya, dalam bentuk yang tersusun dan metode yang mudah, cocok
bagi semua lapisan.
Baca juga : Mitos Kisah Tanah Karbala di Irak dalam Ajaran Syiah
Berikut ini adalah hukum-hukum
tersebut:
- Disyari'atkan safar untuk melaksanakan shalat di
masjid Nabi di saat kapan pun, berdasarkan hadits shahihain dari Abu Hurairah, ia berkata, 'Rasulullah bersabda:
صلاة
في مسجدي هذا خير من ألف صلاة فيما سواه إلا المسجد الحرام [متفق عليه].
"Shalat di masjid-ku ini lebih baik
seribu kali dari pada shalat di tempat lain." Muttafaqun 'alaih.
- Shalat untuk shalat di masjid Nabawi tidak ada
hubungannya dengan ibadah haji. Atas dasar itulah, maka bukan termasuk
sunnah haji atau kesempurnaannya berziarah ke masjid Nabawi sebelum atau
sesudah haji.
- Apabila seorang muslim sudah sampai di masjid,
dianjurkan baginya apa-apa yang dianjurkan saat memasuki masjid, yaitu
mendahulukan kaki kanan saat masuk dan membaca:
" بسم الله، والصلاة والسلام على رسول الله، اللهم افتح لي
أبواب رحمتك
'Dengan
nama Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah, ya Allah bukakanlah untuk ku
pintu-pintu rahmat-Mu.'
أعوذ بالله العظيم، وبوجهه الكريم، وسلطانه القديم من الشيطان
الرجيم ".
'Aku
berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, kepada Wajah-Nya Yang Maha Mulia, kekuasaan-Nya Yang Qadim,
dari godaan syetan yang terkutuk."
- Kemudian shalat tahiyatul masjid dua rekaat.
- Setelah shalat, dianjurkan agar ia pergi menuju
kubur Nabi dan kubur kedua sahabatnya Abu Bakar dan Umar serta memberi salam kepada mereka. Lalu ia membaca: "Assalamu
'alaika ya rasulallah wa rahmatullahi wa barakatuh. Assalamu 'alaika ya
Aba Bakr. Assalamu 'alaika ya Umar.' Kemudian ia berpaling serta tidak
kembali. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Umar apabila datang dari perjalanan jauh. Maka jika ia menambah sedikit
doa untuk mereka tanpa mengharuskannya maka tidak mengapa, insya Allah.
- Disunnahkan bagi orang yang berada di kota Madinah
agar ia bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi masjid Quba lalu shalat
dua rekaat di dalamnya, berdasarkan sabda Nabi:
من
تطهر في بيته ثم أتى مسجد قباء فصلى فيه ركعتين كان له كأجر عمرة [حديث صحيح أخرجه أحمد والنسائي وغيرهما].
"Barangsiapa
yang bersuci di rumahnya kemudian mendatangi masjid Quba, lalu shalat di
dalamnya dua rekaat, niscaya baginya pahala umrah." Hadits shahih yang
diriwayatkan Ahmad dan an-Nasa`i dan yang lainnya.
- Disunnahkan agar ia mengunjungi pemakaman Baqi' dan
kubur para syuhada Uhud, karena Nabi berziarah dan mendoakan mereka, dan berdasarkan umumnya sabda Nabi:
كنت
نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها [أخرجه مسلم].
"Dulu
aku melarangmu ziarah kubur, ketahuilah, maka ziarahlah." HR. Muslim.
Dan
Nabi mengajarkan kepada para sahabatnya apabila ziarah kubur agar membaca:
السلام عليكم أهل الديار
من المؤمنين والمسلمين، وإنا إن شاء الله بكم لاحقون، نسأل الله لنا ولكم
العافية [أخرجه مسلم].
'Semoga
kesejahteraan atasmu wahai penghuni kubur dari kaum muslimin dan mukminin.
Sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian, kami memohon kepada Allah
afiat untuk kami dan kamu." HR. Muslim.
- Termasuk yang wajib diketahui, bahwa membangun kubah
atau lainnya di atas kubur, atau membangun masjid di atas kubur atau
menguburkan mayat di dalam masjid termasuk dosa paling besar yang
diingatkan oleh Nabi dalam beberapa hadits yang banyak,
- Di antaranya dari Aisyah radhiyallahu 'anha,
ia berkata, 'Rasulullah r bersabda di saat sakitnya yang beliau r tidak bangun lagi darinya:
لعن
الله اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد
[متفق عليه].
"Allah mengutuk
Yahudi dan Nashrani, mereka menjadikan kubur para nabi mereka sebagai masjid.'
Muttafaqun 'alaih.
- Dari Aisyah radhiyallahu 'anha juga,
sesungguhnya Ummu Habibah dan Ummu Salamah radhiyallahu 'anhuma
menyebutkan kepada Rasulullah tentang
gereja yang mereka lihat di Habasyah, di dalamnya ada gambar-gambar, maka
Rasulullah bersabda:
إن أولئك إذا كان فيهم
الرجل الصالح فمات، بنوا على قبره مسجداً، وصوروا فيه تلك الصور، أولئك شرار الخلق
عند الله يوم القيامة [أخرجه مسلم].
'Sesungguhnya mereka, apabila ada orang shalih yang
meninggal dunia, mereka membangun masjid di atas kuburnya dan membuat gambar di
dalamnya. Mereka adalah makhluk yang paling jahat di sisi Allah pada hari
kiamat." HR. Muslim.
- Dari Jabir, ia berkata: Rasulullah melarang kuburan dikapur, diduduki dan didirikan bangunan atasnya.
HR. Muslim.
- Dari Abu Martsad, sesungguhnya Rasulullah bersabda:
لا
تجلسوا على القبور، ولا تصلوا إليها
[أخرجه مسلم].
"Janganlah kamu duduk di atas kubur
dan jangan shalat kepadanya." HR. Muslim.
Adapun keberadaan kubur Nabi di dalam masjid, maka sesungguhnya Nabi tidak dikuburkan di dalam masjid. Sesungguhnya beliau dikuburkan di kamar/bilik Aisyah radhiyallahu 'anha dan kamarnya berada di luar masjid. Dan hal itu terus berlanjung hingga berakhirnya masa sahabat di Madinah. Kemudian masjid diperluas di maka khalifah Walid bin Abdul Malik dan kamarnya di masukkan ke dalam masjid. (lihat Majmu' Fatawa Ibnu Taymiyah 27/323). Seharusnya perluasan itu tidak memasukkan kubur Nabi dan hanya di tiga arah yang lain maka kubur beliau tetap berada di luar masjid, sebagaimana yang terjadi di saat perluasan di masa pemerintah Umar dan Utsman.
Baca juga : Waspada Misi Kristen dan Kristenisasi di Indonesia
Beberapa
kesalahan dan peringatan:
- Banyak orang yang safar ke Madinah dengan tujuan ziarah ke kubur Nabi, perbuatan ini tidak boleh. Yang disyari'atkan bahwa seorang muslim safar dengan tujuan shalat di masjid nabawi, berdasarkan sabda Nabi:
لا
تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد: المسجد الحرام، ومسجدي هذا، والمسجد الأقصى [متفق عليه].
'Tunggangan
tidak ditambatkan kecuali kepada tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi,
dan Masjidil Aqsha." Muttafaqun 'alaih.
2. Berziarah ke kubur Nabi dan dua
sahabatnya serta masjid lainnya khusus untuk laki-laki. Adapun wanita, maka
tidak boleh ziarah. Berdasarkan sabda Nabi:
لعن
الله زوّارات القبور [حديث صحيح،أخرجه
أحمد والترمذي وابن ماجة].
"Allah mengutuk
wanita-wanita yang ziarah kubur."HR. Ahmad, at-Tirmidzi
dan Ibnu Majah.
3.
Seseorang tidak boleh mengusap mimbar dan hujrah yang di dalamnya ada kubur
Nabi dan dua orang sahabatnya. Tidak boleh mengecupnya atau mengelilinginya. Semua
ini adalah bid'ah yang mungkar.
4.
Tidak boleh meminta kepada Rasulullah dan kepada yang lain untuk menunaikan hajat, atau menghilangkan kesusahan, atau
menyembuhkan yang sakit, atau memberi syafaat kepadanya di akhirat. Karena
semua ini tidak boleh diminta kecuali kepada Allah, dan
memohonnya kepada yang mati termasuk perbuatan syirik kepada Allah.
5.
Termasuk perbuatan bid'ah yang dilakukan sebagian pengunjung adalah mengangkat
suara di sisi kubur Nabi,
dan lama berdiri dan mencari-cari doa di sisi kuburnya. Terkadang menghadap
kubur sambil mengangkat kedua tangan berdoa. Seperti inilah yang dilakukan oleh
sebagian orang berupa menghadap kubur dari jauh, menggerakan kedua bibir
mengucap salam atau berdoa, atau berziarah ke kubur nabi setiap kali selesai
shalat, atau setiap kali masuk masjid, atau keluar darinya. Semua ini menyalahi
petunjuk salafus shalih dari para sahabat nabi dan
pengikut mereka dalam kebaikan. Bahkan ia termasuk bid'ah yang dibuat-buat.
6. Sudah dijelaskan tentang ziarah yang disyari'atkan bagi orang yang mengunjungi Madinah, dan selain yang demikian itu tidak disyari'atkan, seperti masjid tujuh, masjid dua qiblat dan selainnya. Dan seperti ini pula pergi bersama orang yang mentalqinkan doa.
Sisipan
yang wajib diketahui hamba, saya meringkasnya dalam beberapa masalah berikut
ini:
Pertama,
sesungguhnya kewajiban terbesar bagi seorang muslim adalah menyembah Allah semata.
Firman Allah:
﴿ وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴾ [الذاريات:56]
Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS.
adz-Dzariyaat:56)
Dan
firman Allah:
﴿ وَلَقَدْ
بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ
الطَّاغُوتَ ﴾ [النحل:36]
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut
itu",). (QS.
an-Nahl36)
Dan
firman Allah:
﴿ وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً ﴾
[النساء:36].
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. (QS.
an-Nisaa`:36)
Barangsiapa yang memalingkan
salah satu jenis ibadah kepada selain Allah maka ia terjerumus dalam
perbuatan syirik. Firman Allah:
﴿ إِنَّ
اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ
﴾ [النساء:48]
Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.. (QS. an-Nisaa`48)
Dan firman Allah:
﴿ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ ﴾
[لقمان:13].
sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS.
Luqman:13)
Syirik terbagi dua:
Bagian pertama: syirik akbar
(besar) yaitu yang mengeluarkan dari agama. Di antara contohnya adalah:
1. berdoa kepada selain Allah, seperti pergi ke kubur nabi
atau orang shalih, lalu ia berkata: berilah syafaat kepadaku, atau sembuhkanlah
sakitku, dan yang semisalnya.
2. Menyembah selain Allah, seperti menyembelih untuk jin
dan syetan, atau untuk para nabi dan orang-orang shalih di sisi kubur mereka.
3. Thawaf dikuburan.
4. Berhukum dengan hukum selain
Allah (menurut perincian yang disebutkan dalam
kitab-kitab aqidah).
5. Menggantung jimat di leher,
atau tangan, atau anak kecil, atau di rumah, atau di mobil, dan meyakini bahwa
ia bisa memberi manfaat atau menolak bahaya.
6. Melakukan Sihir.
Baca juga : Adab ketika Berpakaian Disertai Dalil
Bagian kedua: syirik kecil,
yaitu dosa besar akan tetapi tidak mengeluarkan dari agama, di antara jenisnya
adalah:
- Riya, Nabi bersabda:
أخوف
ما أخاف عليكم الشرك الأصغر. فسئل عنه؟ فقال: الرياء [أخرجه أحمد وإسناده حسن].
'Yang
paling saya khawatirkan dari kamu adalah syirik kecil.' Maka beliau ditanya tentang
hal itu? Beliau menjawab: riya." HR. Ahmad dan isnadnya hasan.
2. Bersumpah
kepada selain Allah, seperti: demi nabi, demi hidupku, dengan ayahku,
demi kehormatanku. Dari Umar bin Khathab, ia berkata: Rasulullah bersabda; "Barangsiapa
yang bersumpah kepada selain Allah berarti ia kufur atau syirik." HR. Ahmad, Abu Daud,
dan yang lainnya).
3. Ucapan seseorang: masya allah wa syaa`a fulan, dari Huzaifah, dari Nabi, beliau bersabda: "Janganlah kamu mengatakan 'maasya Allah wa syaa'a fulan, akan tetapi katakannya: maasya allah tsumma syaa'a fulan. (apa yang dikehendaki Allah, kemudian yang di kehendaki fulan). HR. Abu Daud dan yang lainnya dengan sanad yang shahih. Dan dari Ibnu Abbas, sesungguhkan seorang laki-laki berkata kepada Nabi: maa syaa'allah wa syi'ta (Apa yang dikehendaki Allah, dan engkau kehendaki). beliau bersabda: 'Apakah engkau menjadikan sekutu bagi Allah, akan tetapi (katakanlah) masyaa `allah wahdah." HR. Ahmad dan Ihnu Majah
Kedua: sesungguhnya ibadah tidak sah
kecuali dengan tiga syarat:
1/ Islam, ibadah tidak sah dari
selain muslim seperti Yahudi, Nashrani dan selain mereka.
2/ Ikhlas, barangsiapa yang
melakukan syirik besar dalam ibadah, atau syirik kecil seperti riya maka
ibadahnya batal.
3/ Mengikuti Nabi, maka barangsiapa yang
menambah shalat yang keenam, atau shalat Zuhur lima rekaat, maka ibadahnya
adalah bid'ah yang dia berdoa karenanya dan shalatnya batal sekalipun ia
ikhlas, atau ia berkata: sesungguhnya tujuanku adalah menambah pahala,
berdasarkan sabda Nabi:
{ من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد } [أخرجه مسلم].
"Barangsiapa yang melakukan ibadah yang bukan merupakan perkara kami maka ia ditolak." HR. Muslim.
Ketiga: sesungguhnya sejumlah
larangan di dalam syari'at sudah banyak tersebar di tengah masyarakat pada saat
ini, maka hati-hatilah wahai saudaraku muslim dan janganlah engkau terjerumus
padanya. Di antara larangan tersebut adalah:
- Jauhilah
menunda shalat dari waktunya, maka sesungguhnya ia merupakan dosa yang
besar dalam Islam.
- Jauhilah
meninggalkan shalat berjamaah, terutama shalat Subuh dan Ashar.
- jangan
mendatangi dukun dan peramal.
- Hindarilah
mengambil berkah yang tidak disyari'atkan, seperti mengambil berkah dengan
kubur pada nabi dan orang shalih, atau dengan dinding ka'bah dan
bangunannya.
- Hindarilah
meminum arak dan narkotika.
- Jangan
mengambil harta dengan cara yang haram, seperti riba, mencuri, menipu
dalam transaksi, dan mengurangi takaran.
- Hindarilah
dosa berzina dan permulaannya berupa memandang kepada wanita dan bercampur
dengan mereka.
- Jauhilah
durhaka kepada kedua orang tua dan memutuskan silaturrahim.
- Jauhilah
tergelincir lidah seperti bohong, menggunjing, dan mengadu domba.
- Wahai wanita muslimah, Jauhilah membuka aurat di hadapan laki-laki yang bukan mahram, seperti muka, rambut, kedua tangan, dua kaki, atau tidak memakai abayah, dan pakailah hijab yang menutup semua tubuh.
Inilah penutup risalah ini. segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam
selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan semua sahabatnya.
Baca juga : Adab dengan Tetangga Rumah Beserta Dalil
Posting Komentar untuk "Adab ketika Berziarah ke Masjid Nabawi"