Tips agar Bangun Sholat Subuh Tepat Waktu
الحمد لله الحليم الكريم رب العرش العظيم ، وصلى
الله وسلم على عبده ورسوله محمد وآله وسلم تسليما أما بعد:
Di hari-hari di musim panas ini banyak masjid mengalami kemunduran yang besar, terutama dalam jumlah jamaah solat subuhnya, disebabkan pendeknya waktu malam dan tenggelamya kebanyakan orang dalam prilaku bergadang yang berlebihan…
Bahkan banyak dari kalangan orang-orang baik
terjerumus dalam fitnah ini, diantaranya sebagian imam-imam dan muadzin,
kedudukan mereka bisa menimbulkan dampak yang lebih besar, karena mereka
memikul tanggung jawab, kelalaian mereka
dapat berimbas terhadap jamaah masjid
Baca juga : Hukum Ucapan Selamat Natal Menurut Fatwa Al-Azhar Mesir, Majlis Fatwa Eropa dan MUI
Keutamaan solat subuh berjamaah sangatlah besar,
sedang melalaikanya adalah berbahaya, meski hanya dua hadits cukuplah
menunjukan hal itu, dua hadits itu adalah:
عن عثمان رضي الله عنه عن الرسول الله صلى الله عليه وسلم قال: « من
صلى العشاء في جماعة ، فكأنما قام نصف الليل ، ومن صلى الصبح في جماعة ، فكأنما
صلى الليل كله » . رواه مسلم
“ Dari Utsman bin Affan r.a. dari Rasulullah saw
ia bersabda: “ Barang siapa solat isya‘
berjamaah, maka seakan-akan ia solat separuh malam, dan barang siapa
solat subuh berjamaah, maka seakan-akan ia solat malam seluruhnya”. (HR:
Muslim).
Dan hadits Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw ia
bersabda:
« إن أثقل صلاة على المنافقين صلاة العشاء ، وصلاة الفجر ، ولو
يعلمون ما فيها لأتوهما ولو حبوا ، ولقد هممت أن آمر بالصلاة فتقام ، ثم آمر رجلا
فيصلي بالناس ، ثم انطلق معي برجال معهم حزم من حطب إلى قوم لا يشهدون الصلاة
فأحرق عليهم بيوتهم بالنار » . متفق عليه .
“ Sesungguhnya solat yang terberat
bagi orang-orang munafik adalah solat isya’ dan solat subuh, kalau sekiranya
mereka mengetahui apa yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan
mendatangai keduanya meski dengan terjatuh, dan sunggguh aku telah berhasryat
untuk memerintahkan seseorang agar mendirikan
solat, kemudian akau meminta seseorang agar menjadi imam, lalu aku pergi
bersama orang-orang membawa kayu bakar kepada kaum yang tidak hadir solat, lalu
aku bakar mereka dengan rumah-rumah mereka dengan api.” (HR: Bukhari Muslim).
Dan saya akan menyertakan bersama
sarana-sarana tersebut beberapa kisah dan peristiwa yang terjadi pada sebagian
salaf agar kita dapat melihat sejauh mana perhatian mereka terhadap hal itu:
Pertama:
Dalam kitab musnad Abdurrozak 1/526:
Dari Ma’mar dari az-Zuhri dari Sulaiman
bin Abi Hatsamah dari as-Syifa’ binti Abdullah ia berkata:(( Umar masuk ke
rumahku, ia mendapatkan dua orang laki-laki sedang tidur di sisiku, ia berkata:
apa yang terjadi pada kedua orang ini, mereka tidak ikut solat bersamakau?, aku
menjawab: wahai Amirul mukminin mereka berdua telah solat bersama orang-orang –
saat itu dalam bulan ramdhan – mereka berdua solat terus menerus hingga subuh,
lalu mereka solat subuhkemudian tidur, Umar berkata: sungguh solat subuh
berjamaah bagiku lebih aku cintai dari pada aku solat semalam hingga subuh)).
Kedua:
Dalam kitab musonnaf Abdurrozak 1/527:
Dari Abdurrozak bin Abi Ruwad dari
Nafi’ dari Ibnu Umar ia berkata: (( Dahulu jika ia mendapatkan isya‘ bersama
orang-orang maka ia solat beberapaa rakaat kemudian tidur, dan apabila tidak
mendapatkanya dengan jamaah maka ia menghidupkan malamnya, ia berkata: sebagian
keluarga Ma’mar memberitahuku bahwa ia melakukan itu, lalu aku sampaikan hal
itu kepada Ma’mar maka ia berkata: dahulu Ayub melakukan hal itu)).
Ketiga:
Abu Nuaim berkata dalam kitab hilyatul
auliya’ 12/9:
Ahmad bin Is’hak bercerita kepada
kami, Abdurrahman bin Muhammad bercerita kepada kami, Abdurrahman bin Umar
bercerita kepada kami, Yahya bin Abdurrahman bin Mahdi bercerita kepadaku:
bahwa bapaknya qiyamullail – yakni menghidupkan seluruh malamnya dengan solat -
, dan tatkalah terbit fajar ia melempar dirinya ke ranjang – yakni tidur – dan
melalaikan solat subuh hingga terbit matahari, maka ia mengatakan: ini adalah
kesalahan ranjang ini terhadapku, maka ia memberi sangsi terhadap dirinya
dengan tidak akan memakai alas apapun dalam tidurnya, dan ia juga mendera
dirinya selama dua bulan hingga kedua pahanya terluka seluruhnya.
Keempat:
Khatib al-Baghdadi berkata dalam kitab
tarikh Baghdad 10/320:
Muhammad bin Ahmad bin Rozak
memberitahu kami, ia berkata: aku mendengar Abulqosim Ali bin al-Hasan bin
Zakariah al-Qothi,i as-Sya’ir berkata:
aku mendengar Abulqasim Abdullah bin Muhamad bin Abdullah al-Aziz
al-Baghowi berkata: aku mendengar Ubaidillah bin Umar al-Qowariri berkata:
Hampir aku tidak pernah melalaikan solat isya' dengan berjamaah, lalu datang seorang tamu aku disibukan
denganya, setelah itu aku keluar untuk mencari solat jamaah di kabilah-kabilah
Bashrah, namun semua orang ternyata telah selesai solat, aku berkata dalam
hatiku: diriwayatkan dari Rasulullah saw baahwa beliau bersabda:
صلاة الجميع تفضل على صلاة
الفذ إحدى وعشرين درجة
“ Solat berjamaah lebih utama atas
solat sendirian dengan dua puluh satu derajat” dan diriwayatkan “ dua puluh
lima derajat” dan diriwayatkan “ dua puluh tujuh derajat” lalu aku pulang ke
rumahku dan aku solat isya' di waktu yang terakhir dua puluh tujuh kali,
kemudian aku tidur, aku bermimpi sedang mengendarai kuda bersama kaum, aku naik
kuda seperti kuda-kuda mereka, kami saling berkejaran dan kuda-kuda mereka
mendahului kudaku, aku pukul kudaku agar menyusul mereka, aku menoleh ke salah
seorang dari mereka yang paling belakang, ia mengatakan; jangan kau paksa
kudamu, kamu tidak berhak atas apa yang kami miliki, aku berkata: kenapa
begitu? Ia berkata: karena kami solat isya' berjamaah.
Baca juga : Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Dr. Said Ramadhan Al-Buthi
Kelima:
Abu Nu’aim berkata dalam kitab al-hilyah 6/183:
Ibrahim bin Abdul Malik bercerita kepada kami, Muhammad bin Ishak
bercerita kepada kami, Qutaibah bin Sa’ad bercerita kepada kami, Marwan bin
Salim alQory bercerita kepada kami, Mas’adah bin al-Yasa‘ al-Bahili bercerita
kepada kami dari Sulaiman bin Abi Muhamad, Ghalib al-Qathon bercerita kepada
kami bahwa orang-orang datang kepada beliau saat pembagian warisan untuk
mereka, ia membagi warisan itu kepada mereka semua, hingga waktu sore, maka ia
kembali ke tempat tidurnya dalam keadaan letih, lalu ia bersandar ke satu
masjid miliknya, lalu tertidur, datang seorang mu’adzin bertatswib, maka
berkatalah wanita kepadanya: Bukankah kamu melihat mu’adzin- semoga Allah
merahmatimu – ia bertatswib di atas kepalamu?, ia mengatakan: Dasar kamu
biarkan aku, kamu itu tidak tahu apa yang telah terjadi padaku hari ini, lalu
ia (mu’adzin) bertatswib terus menerus dan setiap kali itu pula wanita tersebut
membangunkanya dan ia selalu mengatakan biarkan aku, hingga sampai pertengahan
malam ia bangun dan solat dalam keadaan tidak ingat dan tidak tahu beberapa
kali imam solat, lalu ia mengulang solat al- maktubah (wajib itu) sebanyak dua
puluh empat kali, kemudian ia tidur, ia bermimpi pergi dari rumahnya ke suatu
kedai,di perjalanan ia menemukan uang empat dinar, ketika itu ia membawa
kantong yang memiliki tiga pintu, maka ia memasukan uang dinar tersebut ke
dalam salah satu pintu kantong, ia bercerita:
Aku diam sejenak, tiba-tiba ada orang yang mencari dinar-dinar itu dengan menyebut terus-menerus empat dinarnya yang hilang,
maka aku sembunyi darinya, kemudian setelah itu aku memanggilnya, aku berkata
kepadanya: wahai pemilik dinar, ini adalah dinarmu, aku berpaling untuk membuka
kantong dan memberikan dinar-dinar itu kepadanya, namun ternyata kantongnya
sobek dan dinar-dinar itu lenyap!, aku berucap: wahai pemilik dinar sungguh
dinar-dinarmu hilang, ambilah gantinya, maka ia memegang sisi bajuku dan
mengatakan: Aku tidak mau terima kecuali dinar-dinarku yang sama seperti
aslinya, lalu aku terbangun saat ia masih memegang sisi bajuku, lalu aku pergi
kepada Ibnu Sirin, aku ceritakan kejadian itu kepadanya, ia berkata: Adapun
tertakait kamu tertidur dari solat isya‘, maka beristighfarlah dan jangan kamu
ulangi lagi.
Sulaiman berkata: Dan Golib al-Qottoni bercerita kepadaku: Kemudian aku
diuji dengan kejadian serupa, aku bersandar pada masjid tersebut, lalu mua’dzin
mengumandangkan azan dan bertatswib, setiap kali itu pula wanita tersebut
membangunkanku - semoga Allah merahmatimu- dan aku tidur hingga waktu yang sama
dengan waktu aku tidur pada kali yang pertama, lalu aku bangun dan solat
sebagaimana aku solat pada kali yang pertama, kemudian aku tidur lagi, aku
melihat dalam mimipi bahwa aku dan sahabat-sahabatku menunggang keledai kelabu
yang cepat, sedang orang-orang di depan kami mengendarai unta, mereka tidur di
atas permadani yang dihamparkan di atasnya,
mereka berjalan pelan, sedang aku dan sahabat-sahabatku berusaha keras
untuk menyusul mereka hingga kami kepayahan, maka kami memanggil: Wahai para
pengendara ada apa ini, kami mengendarai keledai keledai yang cepat, sedang
kalian mengendarai unta dengan pelan, kami berusaha untuk menyelip kalian namun
tidak bisa?. Para pengendara itu menjawab: Sesungguhnya kami adalah kaum yang ikut solat jamaah isya‘ yang
akhir, sedang kalian solat sendirian, maka kalian tidak akan dapat menyusul
kami. Ia berkata: lalu aku bergegas pergi kepada Muhamad bin Sirin, aku
bercerita kepadanya ( tentang hal itu), maka beliau menjawab: ia (penjelasanku)
sebagaimana yang kamu mimpikan...
Abdullah bin Muhamad bin Ja’far bercerita kepada kami, Abdullah bin
Muhamad bin Imron bercerita kepada kami, pamanku Ayub bin Imron bercerita
kepadaku, ia berkata: Aku dapat cerita dari Ghalib al-Qattani, ia berkata: Aku
tertinggal solat isya‘ berjamaah, maka aku solat dua puluh lima kali untuk
menggapai keutamaan, kemudian aku tidur, aku melihat dalam mimpi bahwa aku
mengendarai kuda yang berlari kencang, sedang mereka di atas kendaraan dan kami
tidak dapat mengejar mereka, maka dikatakan: itu karena mereka solat berjamaah
sedang anda solat sendirian. ( Dan ada banyak riwayat lain yang mengkisahkan
cerita ini dalam kitab al-hilyah).
Keenam:
Dalam kitab (( Jawaanib min siroh al-Imam Abdul Aziz bin Baz)) hal 79,
disebutkan:
Pada suatu hari Syekh Abdullah bin Baz punya janji setelah solat subuh.
Namun beliau tidak solat di masjid, maka setelah solat kami pergai ke rumahnya,
kami menunggu beliau, kami mengkhawatirkanya, lalu beliau keluar menemui kami,
beliau menanyakan waktu, kami memberitahunya bahwa solat berjamaah telah
selesai.
Ketika itu beliau – semoga Allah memberinya rahmat – letih pada malam
harinya, beliau tidur sangat terlambat, dan setelah solat tahajud beliau
berbaring dan tertidur, sedang tidak ada satu orang pun yang membangunkanya,
atau membunyikan untuknya alarm jam, dan setelah beliau tahu bahwa orang-orang
telah solat maka beliau solat dan berkata kepada dua sahabatnya, yaitu; Syekh
Abdurahman al-Atiq dan Hamad bin Muhamad an-Nasir: ini adalah kali pertama aku
ketingalan solat subuh!
Aku berkata: Semoga Allah merahmati mereka, begitulah mereka
bersungguh-sungguh dalam ibadah dan muhasabah diri di saat melakukan kesalahan
terkecilpun, jiwa-jiwa mereka bersih, obsesi mereka tinggi, dan mereka dikenang
selamanya oleh orang-orang yang datang setelahnya...
Baca juga : Hukum Ucapan Selamat Natal Menurut Fatwa Dr. Mustafa Ahmad Zarqa
Aku tidak tahu apakah masih ada hari ini orang-orang yang ketika
ketinggalan solat lalu merasakan seperti yang mereka rasakan?!, para pelajar
dan orang-orang soleh yang ketinggalan solat subuh berkali-kali itu, padahal
mereka tidak menghidupkan malamnya dengan tahajud, tidak juga sepersepuluh
malamnya, atau bahkan sepersepuluh dari sepersepuluh malamnya! Kemudian mereka
tidak merasa sakit, tidak pula sedih, seakan-akan tidak punya dosa?!.
Bahkan anda bisa melihat sebagian mereka telah memiliki tradisi yang
berkelanjutan, datang sekali dan absen berkali-kali, dan kalaupun hadir pasti
terlambat, sehingga menjadi bahan pertanyaan dan sumber keraguan bagi
orang-orang awam!
Ini adalah sisi lain dari banyak dampak permasalahan, perhatikan tokoh
ini dalam pandangan meraka, omonganya tidak lagi dipercaya, begitu juga ilmu
dan nasehatnya. Pernah terjadi seseorang dari kalangan awam menyalahkan
anak-anaknya yang ketinggalan solat subuh, lalu ia membentak salah satu dari
mereka saat berusaha membangunkanya, anak itu berucap: Jangan ganggu aku, pergi
dan beri nasehat syekh(imam) terlebih dahulu!
Dan memang imam mereka suka absen dari solat subuh berjamaah.
Sekarang mari kita masuk dalam pembahasan tentang sarana-sarana yang
dapat membantu kita agar mudah untuk bangun menunaikan solat subuh:
- Sarana yang paling utama adalah bertaqwa kepada
Allah SWT, memperhatikan perintah solat berjamaah. Apabilah seorang muslim
memiliki perhatian terhadap perintah Allah terkait solat berjamaah, maka
ia akan menemukan – dengan izin-Nya – kemudahan untuk bangun menunaikan
solat subuh. Ini adalah sesuatu yang telah terbukti, seseorang yang
tersibukan perhatianya dengan sesuatu, ia sering kali tidak akan nyenyak
dalam tidurnya, ini sesuatu yang wajar, bahkan hal tersebut terjadi juga
pada anak kecil, ketika ia dijanjikan akan diajak pergi tamasya di pagi
hari, ia pasti bangun sebelum yang lainya, meski tidak ada seorangpun yang
membangunkanya.
- Tidur di waktu awal (tidak larut malam), dan
banyak orang yang mengetahui dengan detail batas waktu kapan ia harus
tidur agar dapat bangun subuh, dan jika melampaui batas waktu tersebut ia
pasti akan ketinggalan solat, maka dalam kondisi ini ia tidak boleh
bergadang hingga melewati batas waktu yang dapat menyebabkanya jatuh ke
dalam kelalaian dalam menunaikan kewajiban ini.
- Menggunakan alat-alat peringatan seperti alarm
jam, handphone,dll. Namun ada sebagian orang yang karena terlalu nyenyak
tidur hingga tidak dapat mendengar bunyi alarm, dan ada juga sebagian
orang yang setiap kali mendengar bunyinya mematikanya tanpa kesadaran.
Dan ada beberapa cara untuk mengeraskan suara alarm,
diantaranya:
Meletakanya di panci, atau membalikan panci dan
meletakan alarm di atasnya, maka suaranya akan lebih tinggi. Begitu pula
handphone, letakan dengan bel getar, dan taruh di atas panci, dan jika kamu di
kamar dan kamu pakai panci yang yang melengkung-lengkung (tidak rata
sisi-sisinya), maka bunyi suaranya akan menjadi seperti gempa, dan dapat
membangunkan tetangga!
Adapun terkait orang yang suka secara tidak sadar
mematikan alarm, maka bisa di atasi dengan memperbanyak alarm dan membedakan
waktu bunyi masing-masing alarm, misalnya dengan memberi jarak antara masing-masing
dengan beberapa menit, atau dengan cara mempencar tempat masing-masing alarm.
- Memanfaatkan teknologi pendingin pada musim
panas. Sebagian AC dilengkapi dengan menu yang dapat mengatur waktu nyalah
dan mati, dengan demikian dapat dilakukan setting mati satu jam atau
beberapa jam sebelum waktu bangun yang diinginkan. Adapun AC yang tidak
dilengkapi dengan teknologi ini, dapat ditambah dengan memasang alat kecil
yang disebut dengan timer, caranya dipasang di dinding dapat dapat
mengatur lama nyala AC selama dua belas jam, misalnya anda tidur jam satu
malam, sedang anda ingin bangun jam tiga, maka letakan alat itu pada angka
dua, sehingga Ac akan bekerja selama dua jam kemudian langsung mati
setelah itu. Panas cukup dapat mengurangi tidur nyenyak meski mungkin
masih belum dapat membangunkanmu sebelum bel alarm menyala.
- Dan diantara sarana-sarana untuk membangunkan
adalah banyak minum sebelum tidur, dan tidak pergi ke toilet, niscaya rasa
ingin buang air akan dapat membangunkanmu tanpa harus menggunakan jam
alarm, dengan mencoba anda akan tahu kemanjuran cara ini, dan bagaimana
cara ini dapat membantumu bangun pada waktu yang tepat.
- Terkadang manusia terpaksa harus bergadang karena
suatu tuntutan, hingga ia merasa tidak akan dapat bangun pada waktu solat,
maka solusinya adalah dengan merubah posisi tidur, atau merubah alas
tidurnya, misalnya tidur di atas lantai tanpa alas, atau tanpa bantal di
luar kamar tidurnya, dan begitu seterusnya selalu melakukan
perubahan-perubahan yang dapat mengusir tidur yang nyenyak dan dapat
meringankan proses bangun.
Inilah yang terlintas dalam benak sekarang, barangkali
ada hal-hal yang terlintas dalam benak anda yang dapat menjadi point tambahan.
Baca juga : Hukum Mengucapkan Selamat Natal Menurut Fatwa Dr. Yusuf Al-Qaradawi
Wallahu a'lam semoga solawat dan salam senantiasa tercurah kepada Muhamad, keluarga dan sahabatnya.
Posting Komentar untuk "Tips agar Bangun Sholat Subuh Tepat Waktu"