Macam-macam Mineral Esensial Mikro
Mineral esensial mikro terdiri atas seng, besi, mangan, tembaga, molibdenum, dan selenium. Mineral mikro tersebut esensial bagi ternak walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit.
Seng telah dikenal sebagai
unsur esensial sejak lebih dari seratus tahun yang lalu. Seng hampir sama melimpahnya dalam tubuh
hewan seperti besi. Terdapat sekitar dua
puluh empat metaloenzim yang dikenal, termasuk karbonat anhidrase, laktat
dehidrogenase, glutamat dehidrogenase, alkali fosfatase, dan timidin
kinase. Penelitian akhir-akhir ini
memperkirakan bahwa seng mempunyai peranan dalam metabolisme prostaglandin atau
proses-proses yang diperantarai oleh prostaglandin.
Baca juga : Buya Hamka Tokoh Muslim yang Suka Membaca Buku
Tembaga dapat mempengaruhi absorpsi seng
dengan mengadakan kompetisi pada tempat pengikatan molekul albumin dalam ruang
intravaskuler. Fosfat dan kalsium kadar
tinggi memperberat defisiensi seng. Seng
disekresi dalam getah pankreas dan dalam jumlah sedikit dalam empedu, jadi
feses merupakan jalan utama ekskresi seng.
Seng dapat diikat oleh metalotionin hati bila intake seng bertambah.
Pada unggas, seng dibutuhkan untuk
pembentukan tulang normal, pertumbuhan bulu, dan mencegah pembesaran tulang
siku. Defisiensi dapat terjadi sebagai
kelainan primer absorpsi seng pada akrodermatitis enterohepatika, suatu
penyakit automal resesif yang jarang ditemukan, disertai dengan hambatan
pertumbuhan dan hipogonadisme.
Defisiensi seng sekunder dapat terjadi akibat malabsorpsi apapun
penyebabnya atau peningkatan ekskresi dalam urin. Defisiensi seng juga menyebabkan aktivitas
ribonuklease serum nampak meninggi, sedangkan aktivitas karbonik anhidrase
eritrosit merendah. Pada unggas
defisiensi seng menyebabkan hambatan pertumbuhan tulang dan tulang kaki
memendek dan menebal.
Besi adalah salah satu
dari unsur yang paling banyak pada kerak bumi.
Besi juga merupakan mineral esensial mikro yang paling melimpah. Kurang lebih 2/3 dari besi beredar sebagai
hemoglobin, 1/10 sebagai mioglobin dan kurang dari 1% terdapat pada transferin
dari semua enzim besi dan protein redoks.
Sisanya terdiri atas simpanan besi feritin dan hemosiderin yang terdapat
terutama pada hati, limpa dan sumsum tulang.
Fungsi utama besi adalah untuk transport oksigen oleh hemoglobin. Besi ferro (Fe2+) dan besi ferri
(Fe3+) bersifat sangat sukar larut pada pH netral, dan diperlukan
sistem khusus untuk transport besi dan memasukkan ion-ion ini ke dalam
tempat-tempat fungsional mereka.
Sumber besi utama adalah
daging, tumbuhan polong, tetes tebu, dan kerang-kerangan. Sumber sintetis terdiri atas ferrik oksida
dengan kandungan besi 35% dan ferrous sulfat dengan kandungan besi sebesar 20%. Besi dalam bahan pakan terutama terdapat
dalam bentuk ferri, terikat kuat pada molekul organik. Dalam lambung, di mana pH kurang dari 4, ion
ferri dapat berdisosiasi dan bereaksi dengan senyawa-senyawa dengan berat
molekul rendah seperti fruktosa, asam askorbat, asam sitrat, dan asam-asam
amino untuk membentuk kompleks yang dapat memungkinkan ion ferri tetap larut
dalam pH netral cairan usus. Di lambung,
besi tidak terlepas dari heme tetapi diangkut ke usus dalam bentuk aslinya
(semula).
Defisiensi besi terjadi apabila
kapasitas besi intraseluler bertambah, dan lebih banyak besi akan diabsorpsi
bila tersedia dalam makanan. Defisiensi
besi menyebabkan kejadian anemia, penurunan volume sel-sel darah merah dan
depigmentasi. Pada kelebihan besi (iron
overload) kapasitas dan kejenuhan karier besi intraseluler
berkurang.
Sifat-sifat dasar mangan pertama kali
dilaporkan dari hasil penelitian hewan percobaan pada tahun 1931. Konsentrasi mangan dalam jaringan-jaringan
hewan relatif konstan terhadap umur.
Mangan banyak terdapat pada kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan
sayuran tetapi sedikit terdapat pada daging, ikan dan produk susu.
Mangan terdapat dalam konsentrasi tinggi
dalam mitokondria dan berfungsi sebagai faktor penting untuk pengaktifan
glikosiltransferase yang berperan sebagai sintesis oligosakarida, glikoprotein,
dan proteoglikan. Mangan diperlukan
untuk aktivitas superoksida dismutase.
Mangan diserap dengan baik melalui usus halus dengan mekanisme yang
serupa dengan besi, termasuk transfer melalui sel mukosa ke dalam darah
portal. Pada kenyataannya absorpsi Mn2+
meningkat pada defisiensi besi dan dapat dihambat oleh besi. Adanya etanol dalam usus jelas menambah
absorpsi Mn2+. Ion mangan
dikirim ke hati melalui sirkulasi portal dan di sana segera mengadakan
keseimbangan dengan Mn2+.
Baca juga : 6 Ciri Orang Tua Terlalu Protektif Terhadap Anak
Salah satu akibat defisiensi mangan adalah ketidaknormalan kerangka. Perosis atau penyakit urat yang terkilir dengan pembesaran dan kesalahan bentuk sendi tibial metatarsal banyak terjadi pada unggas yang sedang tumbuh. Kondrodistrofi gizi terjadi pada embrio ayam yang mendapat susunan pakan defisien mangan. Pada ayam petelur periode layer, defisiensi mangan menyebabkan produksi telur menurun dan kerabang telur tipis. Defisiensi mangan tampaknya juga sangat mengurangi sintesis oligosakarida, pembentukan glikoprotein dan proteoglikan. Selain itu juga mengganggu beberapa metaloenzim Mn2+ seperti hidrolase, kinase, dekarboksilase dan transferase. Keracunan mangan sangat jarang terjadi.
Tembaga tersebar luas
dalam pakan. Tembaga merupakan elemen
yang sangat dibutuhkan oleh hewan biarpun dalam komposisi yang relatif
sedikit. Absorpsi tembaga dalam traktus
gastrointestinal memerlukan mekanisme spesifik, karena sifat alamiah ion kupri
(Cu2+) yang sangat tidak larut.
Dalam sel mukosa usus, tembaga mungkin berikatan dengan protein pengikat
metal (banyak mengandung sulfur) dengan berat molekul rendah yaitu
metalotionein pada bagian tionein.
Biosintesis metalotionein diinduksi dengan pemberian Zn, Cu, Cd dan Hg
dan diblokir oleh inhibitor-inhibitor sintesis protein. Meskipun tembaga akan merangsang produksi
protein hati yang berikatan dengan tembaga, seng juga diperlukan untuk
akumulasi Cu-tionein. Seng akan
menstabilkan Cu-tionein terhadap degradasi oksidatif. Tembaga masuk dalam plasma, di mana tembaga
terikat pada asam-asam amino, terutama histidin, dan pada albumin serum pada
tempat pengikatan tunggal yang kuat.
Dalam kurang dari satu jam, tembaga yang baru diserap diambil dari sirkulasi
oleh hati.
Gejala defisiensi tembaga meliputi anemia, neutropenia, osteoperosis dan depigmentasi serta gangguan syaraf. Defisiensi tembaga mengganggu proses ikatan silang jaringan ikat protein, kolagen, dan elastin. Gangguan ini dapat berupa kelainan tulang, kerusakan sistem kardiovaskuler atau kelainan struktur paru-paru.
Gejala defisiensi tembaga yang paling tragis adalah kematian mendadak akibat pecahnya pembuluh darah utama atau jantungnya. Defisiensi tembaga pada anak ayam menyebabkan aorta pecah. Keracunan tembaga termasuk diare dengan feses biru-hijau, hemolisis akut dan kelainan fungsi ginjal.
Selenium diperkirakan
mengganti belerang dalam asam amino protein.
Selenium adalah unsur penting glutation peroksidase, suatu enzim yang
peranannya sebagai antioksidan intraseluler yang sangat mirip dengan fungsi
vitamin E atau a-tokoferol. Sebagian besar selenium dalam makanan
berbentuk asam amino selenometionin.
Suplemen selenium yang ditambahkan ke dalam makanan ternak berbentuk
anorganik seperti natrium selenit.
Selenometionin dan natrium selenit mempunyai potensi yang sama untuk
mencegah kondisi defisiensi selenium dan dapat meningkatkan aktivitas jaringan
glutation peroksidase. Akan tetapi,
selenometionin dapat meningkatkan kadar selenium dalam darah dan jaringan lebih
tinggi dibandingkan dengan natrium selenit.
Hal ini mungkin disebabkan oleh penggabungan selenometionin ke dalam
struktur utama jaringan protein di tempat metionin, sehingga selenium hanya
tersedia bagi hewan setelah katabolisme asam amino selenium. Selenium ini berfungsi sebagai simpanan yang
tak teratur atau pool buffer yang
menyediakan selenium dari dalam tubuh apabila penyediaan selenium dari pakan
terhenti.
Defisiensi selenium menyebabkan dilatasi
jantung dan menyebabkan payah jantung kongestif. Defisiensi pada ayam menyebabkan diatesis
eksudatif. Vitamin E dapat mencegah
kejadian tersebut, di samping faktor III yang mengandung selenium organis. Selenium mempunyai pengaruh penting pada
metabolisme merkuri. Hewan yang defisien
selenium lebih rentan terhadap keracunan metil merkuri dan merkuri
anorganik. Mekanisme keracunan selenium
sampai saat ini belum diketahui. Tanda
dini keracunan selenium adalah nafas berbau bawang putih akibat pengeluaran dimetilselenida.
Yodium merupakan mineral
mikro yang terdapat luas di bumi. Yodium
kurang larut dalam air, tetapi apabila molekul yodium (I2)
berkombinasi dengan yodida membentuk poliyodida akan menyebabkan yodium sangat
mudah larut dalam air.
Defisiensi yodium
menyebabkan gondok yang kurang dikenal dalam dunia unggas. Awal defisensi yodium dicirikan oleh suatu
peningkatan ekskresi hormon tiroid simpanan yang bersifat kompensasi dan
ekskresi normal yodida di dalam urin.
Sementara simpanan hormon tiroid terus-menerus habis, pembersihan yodida
anorganik plasma di tiroid meningkat dengan suatu penurunan ekskresi yodida di
dalam urin yang sebanding. Setelah itu
pengambilan yodida stabil oleh tiroid sama dengan jumlah yodida yang
diekskresikan dalam bentuk hormon tiroid.
Konsentrasi yodida anorganik plasma menurun, sama seperti kandungan
yodium tiroid.
Baca juga : Anak yang Bisa Berpakaian Sendiri adalah Titik Penting Psikologis
Pada saat ini, defisiensi yodium dapat
diatasi, atau akan berkembang menjadi kronis.
Pada ayam, defisiensi yodium menyebabkan pengurangaan output dari
stimulasi pituitari anterior pada kelenjar tiroid untuk memproduksi dan
meningkatkan hormon TSH (thyroid
stimulating hormone). Pada ayam
petelur, defisiensi yodium menyebabkan reduksi kandungan yodium pada telur,
menurunkan daya tetas, memperpanjang waktu tetas dan memperlambat absorpsi
kuning telur. Defisiensi yodium juga
menyebakan pembesaran kelenjar tiroid
embrio dan menunjukkan hipertropi pada epitelium folikuler. Yodium dalam jumlah besar akan mengganggu
semua fungsi tiroid mulai dari pengangkutan yodium dan berlanjut ke sintesis
dan sekresi hormon tiroid. Sintesis
hormon tiroid pada semua langkah, mulai dari yodinasi residu tirosil sampai ke
pembentukan T4 dan T3 semakin dihambat oleh konsumsi akut
dan kronik sejumlah besar yodium.
Molibdenum berfungsi sebagai metaloenzim xantin oksidase, aldehida oksidase, dan sulfit oksidase. Sampai saat ini belum diketahui sistem metabolisme kecuali bentuk heksavalen yang larut dalam air diabsorpsi dengan baik melalui usus. Urin adalah jalan utama ekskresi molibdenum.
Posting Komentar untuk "Macam-macam Mineral Esensial Mikro"