Diabetes Melitus, Pemeriksaan Penyaring dan Diagnosa Gejala
PEMERIKSAAN PENYARING
Ada perbedaan antara uji diagnostic DM (Diabetes Melitus) dan pemeriksaan penyaring. Uji diagnostic DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala / tanda DM, sedangkan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, yang mempunyai resiko DM. Serangkaian uji diagnostic akan dilakukan pada mereka yang hasil pemeriksaan penyaringnya positif, untuk memastikan diagnosis definitive.
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah satu risiko DM sebagai berikut :
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian diikuti dengan tes toleransi glukosa oral ( TTGO ) standar.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM ( mg/dl )
Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejala- gejalanya (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi. Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga diambil setelah makan. Pada usia diatas 65 tahun, paling baik jika pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa karena setelah makan, usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.
Pemeriksaan penyaring dikerjakan pada kelompok dengan salah satu risiko DM sebagai berikut :
- Usia > 45 tahun.
- Berat badan lebih : BBR > 110% BB idaman atau IMT > 23 kg/m2
- Hipertensi ( ≥ 140/90 mmHg ).
- Riwayat DM dalam garis keturunan.
- Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau BB lahir bayi > 4000 gram.
- Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dl.
Baca juga : Diabetes Melitus, Gejala Klinis Tipe 1 dan 2
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM ( mg/dl )
DIAGNOSA
Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejala- gejalanya (polidipsi, polifagi, poliuri) dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi. Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga diambil setelah makan. Pada usia diatas 65 tahun, paling baik jika pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa karena setelah makan, usia lanjut memiliki peningkatan gula darah yang lebih tinggi.
Baca juga : Diabetes Melitus Tipe 1 dan 2, Epidemiologi, Definisi dan Etiologi
- Kriteria diagnostic diabetes mellitus dan gangguan toleransi glukosa
- Kadar glukosa darah sewaktu ( plasma vena ) ≥ 200 mg/dl atau
- Kadar glukosa darah puasa ( plasma vena ) ≥ 126 mg/dl atau
- Kadar glukosa plasma ) ≥ 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO.
Posting Komentar untuk "Diabetes Melitus, Pemeriksaan Penyaring dan Diagnosa Gejala"