Katuk (Sauropus Androgynus), Memperlancar ASI, Obat Sembelit dan Frambusia
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Malpighiales
Suku :Phyllanthaceae
Marga : Sauropus
Jenis :Sauropus androgynus
Nama latin : Sauropus androgynus
Nama Inggris : Sweet leaf
Nama Indonesia : katuk
Nama daerah : Simani (Minangkabau)
Deskripsi
Tanaman katuk merupakan tanaman sejenis tanaman perdu yang tumbuh menahun. Sosoknya berkesan ramping sehingga sering ditanam sebagai tanaman pagar. Tingginya sekitar 3-5 m dengan batang tumbuh tegak, berkayu, dan bercabang jarang. Batangnya berwarna hijau saat masih muda dan menjadi kelabu keputihan saat sudah tua.
Baca juga : Penyebab Gatal dan Bentol setelah di Gigit Nyamuk
Daun katuk merupakan daun majemuk genap, berukuran kecil, berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm. Kandungan zat besi pada daun katuk lebih tinggi daripada daun pepaya dan daun singkong. Daun katuk juga kaya vitamin (A, B1, dan C), protein, lemak, dan mineral. Selain itu daun dan akar katukmengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Katuk merupakan tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil berwarna merah gelap sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah. Bunga tersebut akan menghasilkan buah berwarna putih yang di dalamnya terdapat biji berwarna hitam.
Buah katuk berbentuk bulat, berukuran kecil-kecil seperti kancing, berwarna putih dan berbiji 3 buah. Tanaman katuk berakar tunggang dan berwarna putih kotor
Tumbuhan ini banyak tersebar di Asia Tenggara. Biasanya daun katuk tumbuh di dataran rendah dan mudah ditanam untuk dijadikan pagar hidup. penyebaran katuk di Indonesia dijumpai di Jawa (Banyuwangi, Pekalongan, Rembang, Semarang, Prwokerto, Kediri, Pasuruan, Surakarta, Bogor, Situbondo, Malang, Jepara, Tulungagung, Madiun, Pulau Bawean, Madura); Sumatera (Jambi, Palembang, Sibolangit, Padang, Lampung, Bangka, Pulau Enggano); Kalimantan (Aramba, Natuna, Pulau Bunguran); Kepulauan Sumba (Sumbawa, Timor) dan Moluccas (Maluku, Ternate, Ambon).
1) Pelancar Air Susu Ibu (ASI)
Ekstrak daun katuk banyak digunakan sebagai bahan fortifikasi pada produk makanan yang diperuntukkan bagi ibu menyusui. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui
Daun katuk merupakan daun majemuk genap, berukuran kecil, berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm. Kandungan zat besi pada daun katuk lebih tinggi daripada daun pepaya dan daun singkong. Daun katuk juga kaya vitamin (A, B1, dan C), protein, lemak, dan mineral. Selain itu daun dan akar katukmengandung saponin, flavonoida, dan tanin.
Katuk merupakan tanaman yang rajin berbunga. Bunganya kecil-kecil berwarna merah gelap sampai kekuning-kuningan, dengan bintik-bintik merah. Bunga tersebut akan menghasilkan buah berwarna putih yang di dalamnya terdapat biji berwarna hitam.
Buah katuk berbentuk bulat, berukuran kecil-kecil seperti kancing, berwarna putih dan berbiji 3 buah. Tanaman katuk berakar tunggang dan berwarna putih kotor
Penyebaran
Tumbuhan ini banyak tersebar di Asia Tenggara. Biasanya daun katuk tumbuh di dataran rendah dan mudah ditanam untuk dijadikan pagar hidup. penyebaran katuk di Indonesia dijumpai di Jawa (Banyuwangi, Pekalongan, Rembang, Semarang, Prwokerto, Kediri, Pasuruan, Surakarta, Bogor, Situbondo, Malang, Jepara, Tulungagung, Madiun, Pulau Bawean, Madura); Sumatera (Jambi, Palembang, Sibolangit, Padang, Lampung, Bangka, Pulau Enggano); Kalimantan (Aramba, Natuna, Pulau Bunguran); Kepulauan Sumba (Sumbawa, Timor) dan Moluccas (Maluku, Ternate, Ambon).
Manfaat
1) Pelancar Air Susu Ibu (ASI)
Ekstrak daun katuk banyak digunakan sebagai bahan fortifikasi pada produk makanan yang diperuntukkan bagi ibu menyusui. Konsumsi sayur katuk oleh ibu menyusui dapat memperlama waktu menyusui bayi perempuan secara nyata dan untuk bayi pria hanya meningkatkan frekuensi dan lama menyusui
2) Mengobati frambusia
Frambusia adalah puru-puru atau patek disebabkan oleh sejenis bakteri yang berpilin-pilin ulir yang disebut Treponema perteneu.
Baca juga : Dampak Pencemaran Air bagi Lingkungan dan Solusinya
3) Mengatasi sembelit
Sembelit biasa terjadi karena banyak hal, diantaranya karena terlalu lama duduk, kurang minum air, menahan-nahan buang air besar, kerja hati dan kantong empedu yang tidak lancar. Untuk mengusir sembelit, siapkan 200 g daun katuk segar yang sudah dicuci bersih. Rebus dengan segelas air selama 10 menit, lalu saring. Minum air hasil saringan tersebut secara teratur 2 kali sehari, masing-masing 100 ml
4) Menyembuhkan luka
Untuk mengobati luka, siapkan segenggam daun katuk, lalu cuci, dan lumatkan. Tempelkan lumatan daun katuk pada bagian badan yang luka.
3) Mengatasi sembelit
Sembelit biasa terjadi karena banyak hal, diantaranya karena terlalu lama duduk, kurang minum air, menahan-nahan buang air besar, kerja hati dan kantong empedu yang tidak lancar. Untuk mengusir sembelit, siapkan 200 g daun katuk segar yang sudah dicuci bersih. Rebus dengan segelas air selama 10 menit, lalu saring. Minum air hasil saringan tersebut secara teratur 2 kali sehari, masing-masing 100 ml
4) Menyembuhkan luka
Untuk mengobati luka, siapkan segenggam daun katuk, lalu cuci, dan lumatkan. Tempelkan lumatan daun katuk pada bagian badan yang luka.
Posting Komentar untuk "Katuk (Sauropus Androgynus), Memperlancar ASI, Obat Sembelit dan Frambusia"