Klasifikasi Halusinasi Waham, Tanda dan Gejala serta Cara Pengobatan
Klasifikasi Waham
Klasifikasi waham yang dijelaskan dalam Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa (Yusuf,dkk, 2015, p113) dibagi menjadi lima macam, yakni:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “saya ini titisan Bung Karno, punya banyak perusahaan, punya rumah di berbagai Negara dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.”
Baca juga : Definisi dan Sejarah Lahirnya Bisnis Waralaba (Franchise)
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada beberapa orang atau kelompok yang berusaha merugikan / mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster akan mencuri makanan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga.”
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang.”
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : ”saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.”
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham, yaitu pasien menyatakan dirinya sebagai seorang besar, mempunyai kekuatan, pendidikan, atau kekayaan luar biasa, serta pasien menyatakan perasaan dikejar-kejar orang lain atau sekelompok orang. Selain itu, pasien menyatakan perasaan mengenai penyakt yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, dan gelisah (Yusuf, dkk, 2015, p113).
Tanda dan gejala waham dapat juga dikelompokan sebagai berikut:
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinan
c. Sulit berpikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Perilaku dan hubungan sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktivitas tidak tepat
g. Stereotipe
h. Impulsif
i. Curiga
4. Fisik
a. Kebersihan kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. Berat badan menurun
e. Nafsu mkan berkurang dan sulit tidur
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Penatalaksanan klien dengan waham meliputi farmakoterapi, ECT dan terapi lainnya seperti terapi spikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada gangguan skizofrenia. Penatalaksaan yang terakhir adalah rehabilitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehiduoan masyarakat.
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada beberapa orang atau kelompok yang berusaha merugikan / mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin menghancurkan hidup saya, suster akan mencuri makanan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “Tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus terus menerus memakai pakaian putih setiap hari agar masuk surga.”
d. Waham somatic
Meyakini bahwa tubuh klien atau bagian tubuhnya terganggu, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh : “sumsum tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya menghilang.”
e. Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : ”saya sudah menghilang dari dunia ini, semua yang ada disini adalah roh-roh, sebenarnya saya sudah tidak ada di dunia.”
Tanda dan Gejala Waham
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham, yaitu pasien menyatakan dirinya sebagai seorang besar, mempunyai kekuatan, pendidikan, atau kekayaan luar biasa, serta pasien menyatakan perasaan dikejar-kejar orang lain atau sekelompok orang. Selain itu, pasien menyatakan perasaan mengenai penyakt yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, dan gelisah (Yusuf, dkk, 2015, p113).
Baca juga : Tips dan Cara Sukses Merintis Bisnis UKM
Tanda dan gejala waham dapat juga dikelompokan sebagai berikut:
1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinan
c. Sulit berpikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Perilaku dan hubungan sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktivitas tidak tepat
g. Stereotipe
h. Impulsif
i. Curiga
4. Fisik
a. Kebersihan kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. Berat badan menurun
e. Nafsu mkan berkurang dan sulit tidur
Penatalaksanaan Waham
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Penatalaksanan klien dengan waham meliputi farmakoterapi, ECT dan terapi lainnya seperti terapi spikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki perilaku klien dengan waham pada gangguan skizofrenia. Penatalaksaan yang terakhir adalah rehabilitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehiduoan masyarakat.
Posting Komentar untuk "Klasifikasi Halusinasi Waham, Tanda dan Gejala serta Cara Pengobatan"