Zat Pewarna pada Kosmetik Dekoratif, Alami dan Buatan
Zat Pewarna pada Kosmetik Dekoratif
Dalam kosmetik dekoratif zat pewarna memegang peran sangat besar. Zat warna untuk kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok :
1. Zat warna alam yang larut
Zat ini sekarang sudah jarang digunakan dalam kosmetik. Sebetulnya dampat zat warna alam ini lebih baik daripada zat warna sintetic tetapi kekuatan warnanya relative lemah, tak tahan cahaya, dan reactive mahal. Misalnya alkalaine-zat warna merah yang diekstraks dari kulit akar alkana (radix alcanae); carmine zat warna merah yang diperoleh dari tubhb serangga. Coccus carti yang dikeringkan; klorofil daun-daun hijau; henna-yang diekstrak dari daun lawsonia inermis; carotene-zat warna kuning.
Baca juga : Obat Segala Penyakit, Tidak Ada Penyakit kecuali Ada Obatnya
2. Zat warna sintetik yang larut.
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang benzene, toluene, athracena, dan hasil isolasi dari coal-tar lain yang berfungsi sebagai ordouk awal bagi kebanyakan zat warna dalam kelompok ini sehingga disebut sebagai zat warna aniline atau coal tar.
Sifat-sifat senyawa zat warna sintetis yang oerlu diperhatikan antara lain :
1) Tone dan intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikitpun sudah memberikan warna.
2) Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak atau salah satunya. Yanglarut air untuk emulsi O/W dan yang larut minyak untuk emulsi W/O. yang tidak larut air hampir selalu juga larut dalam alkohol, encer, gliserol dan glikol. Yang larut minyak juga larut dalam benzene, carbon tetrachloride, dan pelarut organic lainnya, kadang-kadang juga dalam alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat yang sekaligus larut dalam air dan minyak.
3) Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut pada pH alkali. Beberapa jenis hanya member warna yang diinginkan dalam pH tertentu atau tidak stabil dalam pH tertentu.
4) Kelelatan terhadap kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada kulit dan rambut berbeda-beda. Terkadang kita memerlukan yang berdaya lekat besar, seperti untuk cat rambut, namun terkadang kita menghindarinya, misalnya untuk sabun.
5) Toksisitas. Yang toksis harus dihindari. Diamerika toksis ini dibedakan menjadi 3 kelompok :
a. Yang boleh digunakan dalam kosmetik dan makanan
b. Yang hanya boleh digunakan dalam kosmetik
c. Yang hanya boleh digunakan dalam kosmetik untuk pemakaian luar saja. Zat warna asal coal-tar tidak boleh digunakan dalam kosmetik untuk daerah sekitar mata.
2. Zat warna sintetik yang larut.
Zat warna sintetis pertama kali disintetis dari anilin, sekarang benzene, toluene, athracena, dan hasil isolasi dari coal-tar lain yang berfungsi sebagai ordouk awal bagi kebanyakan zat warna dalam kelompok ini sehingga disebut sebagai zat warna aniline atau coal tar.
Sifat-sifat senyawa zat warna sintetis yang oerlu diperhatikan antara lain :
1) Tone dan intensitas harus kuat sehingga jumlah sedikitpun sudah memberikan warna.
2) Harus bisa larut dalam air, alkohol, minyak atau salah satunya. Yanglarut air untuk emulsi O/W dan yang larut minyak untuk emulsi W/O. yang tidak larut air hampir selalu juga larut dalam alkohol, encer, gliserol dan glikol. Yang larut minyak juga larut dalam benzene, carbon tetrachloride, dan pelarut organic lainnya, kadang-kadang juga dalam alkohol tinggi. Tidak pernah ada zat yang sekaligus larut dalam air dan minyak.
3) Sifat yang berhubungan dengan pH. Beberapa zat warna hanya larut pada pH alkali. Beberapa jenis hanya member warna yang diinginkan dalam pH tertentu atau tidak stabil dalam pH tertentu.
4) Kelelatan terhadap kulit atau rambut. Daya lekat berbagai zat warna pada kulit dan rambut berbeda-beda. Terkadang kita memerlukan yang berdaya lekat besar, seperti untuk cat rambut, namun terkadang kita menghindarinya, misalnya untuk sabun.
5) Toksisitas. Yang toksis harus dihindari. Diamerika toksis ini dibedakan menjadi 3 kelompok :
a. Yang boleh digunakan dalam kosmetik dan makanan
b. Yang hanya boleh digunakan dalam kosmetik
c. Yang hanya boleh digunakan dalam kosmetik untuk pemakaian luar saja. Zat warna asal coal-tar tidak boleh digunakan dalam kosmetik untuk daerah sekitar mata.
3. Pigmen-pigmen alam
Pigmen alam adalah pigmen warna pada tanah yang memang terdapat secara alamiah, misalnya aluminium silikat, yang warnanya tergantung pada kandungan besi oksida atau mangan oksidanya (misalnya kuning oker, cokelat, merah bata, cokelat tua).
4. Pigmen-pigmen sintetis
Pigmen sintetis putih sperti zink oksida dan titanium oksida termasuk dalam kelompok pewarna kosmetik yang terpenting. Zink oksida tiadak hanya memainkan satu peran besar tetaoi juga dalam preparat kosmetik dan farmasi lainnya.
Bismuth carbonate kadang-kadang digunakan sebagai pigmen putih, sementara bismuth oxychloride umum digunakan untuk warna putih mutiara.
Sejumlah senyawa cobalt digunakan sebagai pigmen sintesis warna biru khususnya warna cobalt dan ultramatine. Cobalt hijaunadalah pigmen hijau yang kebiru-biruan.
Sejumlah zat warna asal coal-tar juga diklasifikasikan sebagai pigmen sintesis. Daya larutnya dalam air, alkohol, dan minyak rendah sehingga umumnya hanya digunakan dalam bentuk bubuk padat yang terdispersi halus. Satu wakilnya yang penting adalah indathrene blue.
5. Lakes alam dan sintesis
Lakes dibuat dengan mempresipitasikan satu atau lebih zat warna yang larut air didalam satu atau lebih substrat yang tidak larut dan mengikatnya sedemikian rupa (biasanya dengan reaksi kimia) sehingga produk akhirnya menjadi bahan pewran ayng hampir tidak larut dalam air. Minyak atau pelarut lain. Kebanyakan lakes dibuat dari zat warna sintesis, kecuali Florentine lake yang diperoleh dari presipitasi carmine dan brazilin (zat warna dari sayuran) di dalam aluminum hidroksida.
Lakes yang dibuat dari zat-zat warna asal coal-tar merupakan zat pewarna terpenting di dalam bedak, lipstick, dan make-up warna lainnya, karena lebih cerah dan lebih kompatibel dengan kulit.
Baca juga : Bentuk Sediaan Obat Berdasarkan Jalur Pemberian
Substrat paling umum adalah zinc oxide, aluminum hidroksida, aluminium phosphate, barium phosphate, barium sulfate, magnesium carbonate, alumina hydrate dan kaolin.
Substrat paling umum adalah zinc oxide, aluminum hidroksida, aluminium phosphate, barium phosphate, barium sulfate, magnesium carbonate, alumina hydrate dan kaolin.
Posting Komentar untuk "Zat Pewarna pada Kosmetik Dekoratif, Alami dan Buatan"