Bakterial Vaginosis dan Trikomoniasis, Pengertian dan Penyebab Infeksi
Bakterial vaginosis
Bakterial vaginosis adalah keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina. Secara klinik, untuk menegakkan diagnosis bacterial vaginosis harus ada tiga dari empat criteria sebagai berikut, yaitu: (1) adanya sel clue pada pemeriksaan mikroskopik sediaan basah, (2) adanya bau amis setelah penetesan KOH 10% pada ca duh yang homogen, kental, tipis, dan berwarna seperti susu, (4) pH vagina lebih dari 4.5 Awalnya infeksi pada vagina hanya disebut dengan istilah vaginitis, di dalamnya termasuk vaginitis akibat Trichomonas vaginalis dan akibat bakteri anaerob lain berupa Peptococcus dan Bacteroides, sehingga disebut vaginitis nonspesifik.
Baca juga : Gagal Ginjal, Tanda dan Gejala dan Jenis Gagal Ginjal Akut
Dalam kehamilan, penelitian membuktikan bahwa bakterial vaginosis merupakan salah satu faktor penyebab pecahnya ketuban pada kehamilan dan persalinan prematur. Dengan demikian, pemeriksaan terhadap kemungkinan infeksi perlu diperhatikan. Pengobatan yang dianjurkan metronidazol 250 mg per oral diberikan 3 hari selama 7 hari. Pendapat lama mengenai metronidazol yang tidak dianjurkan untuk diberikan pada trimester
pertama kehamilan ternyata dari beberapa penelitian besar yang melibatkan 150 200.000 sampel tidak menunjukkan efek teratogenik sama sekali. Pada saat ini metronidazol boleh dipakai pada seluruh masa kehamilan. Dapat juga diberikan klindamisin 300 mg secara oral 2 kali sehari selama 7 hari. (Ahmad, 2009; Daili dkk, 2010).
Dalam kehamilan, penelitian membuktikan bahwa bakterial vaginosis merupakan salah satu faktor penyebab pecahnya ketuban pada kehamilan dan persalinan prematur. Dengan demikian, pemeriksaan terhadap kemungkinan infeksi perlu diperhatikan. Pengobatan yang dianjurkan metronidazol 250 mg per oral diberikan 3 hari selama 7 hari. Pendapat lama mengenai metronidazol yang tidak dianjurkan untuk diberikan pada trimester
pertama kehamilan ternyata dari beberapa penelitian besar yang melibatkan 150 200.000 sampel tidak menunjukkan efek teratogenik sama sekali. Pada saat ini metronidazol boleh dipakai pada seluruh masa kehamilan. Dapat juga diberikan klindamisin 300 mg secara oral 2 kali sehari selama 7 hari. (Ahmad, 2009; Daili dkk, 2010).
Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit protozoa persisten yang umum menyerang saluran urogenital pada wanita ditandai dengan timbulnya vaginitis dengan bercak bercak berwarna merah seperti “strawberry”, disertai dengan discharge berwarna hijau dan berbau. (Ahmad, 2009)
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya parasit yang bergerak pad pemeriksaan mikroskopis atau dari kultur discharge. Penyebab penyakit ini adalah Trichomonas vaginalis, salah satu protozoa dengan flagella. Trichomonas vaginalis ditularkan khususnya melalui kontak seksual secara langsung. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui mutual masturbation dan berbagai sex toys (alat bantu seks). (Daili, 2002; Kornia dkk, 2006)
Perempuan yang terinfeksi parasit Trichomonas akan mengeluarkan cairan dari vagina berwarna kuning kehijauan atau abu abu serta berbusa dalam jumlah banyak, kadangkala disertai pendarahan dan bau tidak sedap, gatal pada vulva sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. (Daili, 2010) Sering buang air kecil dan terasa sakit, pembengkakan vulva, rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual dan sakit di wilayah perut. pendarahan di serviks mungkin terjadi, namun ini bukan gejala umum dan bayi lahir dengan berat badan rendah.
Pengobatan trikomoniasis dalam kehamilan adalah dengan meronidazol yang saat ini diyatakan boleh dipakai pada seluruh masa kehamilan. Sebaiknya diberikan dosis tunggal (2 gram) dibandingkan dengan dosis terbagi. (Daili dkk, 2010).
Posting Komentar untuk "Bakterial Vaginosis dan Trikomoniasis, Pengertian dan Penyebab Infeksi"