Kriteria Diagnosis Insomnia Primer, Tanda, Gejala dan Ciri-ciri Penyakit ini
Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, kecemasan berlebihan, pengaruh makanan dan obat-obatan, perubahan lingkungan, dan kondisi medis. Insomnia didiagnosis dengan melakukan penilaian terhadap pola tidur penderita, pemakaian obat-obatan, alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres psikis, riwayat medis, aktivitas fisik, dan kebutuhan tidur secara individual.
Insomnia dapat ditatalaksana dengan cara farmakologi dan non farmakologi, bergantung pada jenis dan penyebab insomnia. Obat-obatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi insomnia dapat berupa golongan benzodiazepin (Nitrazepam, Trizolam, dan Estazolam), dan non benzodiazepine (Chloral-hydrate, Phenobarbital). Tatalaksana insomnia secara non farmakologis dapat berupa terapi tingkah laku dan pengaturan gaya hidup dan pengobatan di rumah seperti mengatur jadwal tidur.
Kriteria Diagnosis Insomnia Primer
Insomnia primer didiagnosis jika keluhan utama adalah tidur yang tidak bersifat menyegarkan atau kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, dan keluhan ini terus berlangsung sedikitnya satu bulan. Istilah primer menunjukkan bahwa insomnia bebas dari adanya gangguan fisik atau psikologis. Pasien dengan insomnia primer secara umum memiliki preokupasi mengenai tidur cukup. Semakin mereka mencoba tidur, semakin besar rasa frustasi dan penderitaan serta makin sulit terjadinya tidur.
Diagnosis yang tepat dapat ditegakkan melalui anamnesis yang cermat dan adekuat untuk menentukan insomnia primer atau diagnosis bandingnya serta dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang (tekanan darah, gangguan hormon, kolesterol, kadar gula darah, dan sejenisnya, termasuk kuesioner) untuk mengetahui adanya penyakit klinis dan pemeriksaan psikologis untuk mendeteksi gangguan psikis (depresi, skizofrenia, psikosis,dan sejenisnya).
Baca juga : Daun Sirih (Piper Betle), Manfaat dan Khasiat sebagai Obat Penyakit
Pemeriksaan tambahan seperti sleep wake diaries, aktigrafi, polisomnografi telah dilakukan untuk membantu diagnosis walaupun validitasnya masih terbatas. Sleep wake diaries merupakan pencatatan waktu tidur yang dilakukan selama 1-2 minggu, pencatatan ini berguna untuk menegakkan pola tidur, variasi pada jam tidur, gangguan tidur dari hari kehari. Aktigrafi merupakan metode objektif untuk mengevaluasi pola tidur dan beraktivitas dengan menggunakan peralatan yang sensitif terhadap gerakan, digunakan pada pergelangan tangan yang tidak dominan. Pada penelitian yang valid menunjukan hubungan antara pola aktigrafi dan tidur yang dinilai melalui polisomnografi, walaupun aktigrafi dapat melebih-lebihkan jumlah nyata dari tidur. Aktigrafi digunakan dalam mengevaluasi gangguan ritme sirkadian tapi belum sepenuhnya valid.
Pemeriksaan tambahan seperti sleep wake diaries, aktigrafi, polisomnografi telah dilakukan untuk membantu diagnosis walaupun validitasnya masih terbatas. Sleep wake diaries merupakan pencatatan waktu tidur yang dilakukan selama 1-2 minggu, pencatatan ini berguna untuk menegakkan pola tidur, variasi pada jam tidur, gangguan tidur dari hari kehari. Aktigrafi merupakan metode objektif untuk mengevaluasi pola tidur dan beraktivitas dengan menggunakan peralatan yang sensitif terhadap gerakan, digunakan pada pergelangan tangan yang tidak dominan. Pada penelitian yang valid menunjukan hubungan antara pola aktigrafi dan tidur yang dinilai melalui polisomnografi, walaupun aktigrafi dapat melebih-lebihkan jumlah nyata dari tidur. Aktigrafi digunakan dalam mengevaluasi gangguan ritme sirkadian tapi belum sepenuhnya valid.
Polisomnografi merupakan alat yang paling sensitif untuk membedakan tidur dan terjaga. Pemeriksaan dengan alat ini tidak rutin digunakan untuk mengevaluasi insomnia kronik karena pada banyak kasus hanya mengkonfirmasi laporan subjektif dari pasien tanpa mengindikasikan penyebab pasien terjaga, tapi pada situasi tertentu polisomnografi sangat berguna seperti pada sleep apnea, periodic limb movement, atau parasomnia (mimpi buruk). Pada pasien dengan keluhan tidak wajar atau riwayat respon terhadap pengobatan tidak baik dapat dilakukan pemeriksaan polisomnografi.
Beberapa tanda dan gejala yang dapat membantu menegakkan diagnosis insomnia, yaitu :
- Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari
- Sering terbangun pada malam hari
- Bangun tidur terlalu awal
- Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
- Iritabilitas, depresi atau kecemasan
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
- Ketegangan dan sakit kepala
- Gejala gastrointestinal
Posting Komentar untuk "Kriteria Diagnosis Insomnia Primer, Tanda, Gejala dan Ciri-ciri Penyakit ini"