Obat Herbal untuk Hiperkolesterolemia, Jenis Tanaman Herbal untuk Penyakit ini
Tinjauan tentang Herbal untuk Hiperkolesterolemia
Penanganan atau pencegahan terjadinya obesitas sangat diperlukan agar penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan oleh obesitas tersebut dapat dihindari. Penggunaan obat pelangsing umumnya banyak dipilih untuk menangani dan mencegah terjadinya obesitas. Bahan obat yang diperkenankan sebagai pelangsing adalah obat-obat yang berfungsi mengurangi nafsu makan, merangsang pembakaran lemak, dan menghambat penyerapan lemak dalam batas tertentu (Birari & Bhutani 2007). Bahan alam yang banyak digunakan untuk jamu pelangsing tubuh, antara lain daun jati belanda, bangle, kemuning, lempuyang, kunyit, temu ireng, dan kencur.
Penggunaan obat pelangsing tersebut biasanya dikonsumsi secara oral dalam bentuk pil atau kapsul serta dapat juga dijadikan sebagai minuman jamu tradisional. Jenis obat pelangsing lain yang saat ini sedang dikembangkan cara pembuatannya adalah obat pelangsing aromaterapi dari tumbuhan herbal yang diklasifikasikan sebagai tumbuhan aromatik.
Baca juga : Obat Eliksir (Elixir) Adalah : Pengertian, Jenis-jenis, Komposisi dan Komponen
Kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan yang berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi adalah minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan yang memiliki komponen atsiri dengan karakteristik tertentu. Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup. Nagai (2008) melaporkan pengaruh minyak esensial terhadap saraf otonom menggunakan tikus di bawah anesthesis uretan. Aroma dari minyak esensial jeruk dapat menstimulasi saraf simpatis, mengendalikan jaringan adiposa putih dan coklat, kelenjar adrenal dan ginjal, dan menghambat saraf parasimpatis, serta mengendalikan perut. Mekanisme tersebut menstimulasi saraf simpatik pada brown adipose tissue (BAT) dan diduga menurunkan nafsu makan dan mengurangi bobot badan. Jaringan adipose coklat (BAT) mengatur panas tubuh melalui mekanisme termogenesis (Brees et al. 2008).
Kandungan senyawa kimia dalam tumbuhan yang berpotensi sebagai pelangsing aromaterapi adalah minyak atsiri. Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan yang memiliki komponen atsiri dengan karakteristik tertentu. Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup. Nagai (2008) melaporkan pengaruh minyak esensial terhadap saraf otonom menggunakan tikus di bawah anesthesis uretan. Aroma dari minyak esensial jeruk dapat menstimulasi saraf simpatis, mengendalikan jaringan adiposa putih dan coklat, kelenjar adrenal dan ginjal, dan menghambat saraf parasimpatis, serta mengendalikan perut. Mekanisme tersebut menstimulasi saraf simpatik pada brown adipose tissue (BAT) dan diduga menurunkan nafsu makan dan mengurangi bobot badan. Jaringan adipose coklat (BAT) mengatur panas tubuh melalui mekanisme termogenesis (Brees et al. 2008).
Keharuman ditunjukkan untuk mengubah indeks fisiologis, seperti suhu tubuh, tekanan darah, dan glukosa darah melalui kontrol aktivitas saraf otonom. Penelitian tentang potensi aromaterapi sebagai pelangsing pernah dilakukan sebelumnya oleh Anggraeni (2010) yang menyatakan bahwa senyawa β-elemenon yang terkandung dalam minyak atsiri temulawak dapat menurunkan bobot deposit lemak tikus putih Sprague-Dawley. Bangle (Zingiber purpureum) merupakan salah satu tumbuhan aromatik asli Indonesia (Gambar 1). Bangle memiliki beberapa khasiat di antaranya sebagai obat lemah jantung, sakit kepala, rematik, pencahar, penurun panas, peluruh kentut, peluruh dahak, penyembuh sakit perut, cacingan, sakit kuning, ramuan jamu wanita setelah melahirkan, mengatasi kegemukan (Wijayakusuma et al. 1997), serta sebagai antioksidan dan antiradang.
Sampai saat ini banyak obat yang digunakan untuk penanganan hiperlipidemia, baik obat sintetik maupun obat tradisional. Salah satu obat tradisional yang telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah tanaman jati belanda. Jati belanda diklasifikasikan ke dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledoneae, bangsa Malvales, suku Sterculiaceae, marga Guazuma, jenis Guazuma ulmifolia Lamk. Tanaman ini memiliki nama umum jati belanda, dengan nama daerah jati londo (Jawa), jatus landi (Sumatera), dan sinonim Guazuma tomentusa Kunth. Kandungan kimia daun dan kulit batang jati belanda adalah alkaloid, dan flavonoid, dengan kandungan utama pada daunnya adalah tanin. Penggunaan tanaman jati belanda secara tradisional adalah bagian daun sebagai pelangsing tubuh, biji sebagai obat mencret, sembelit, karminatif, kulit batang sebagai diaforetik, bengkak kaki, dan bagian buah/daun untuk obat diare, batuk, nyeri perut, tonik, astringen.
Temugiring (Curcuma heyneana) merupakan tanaman obat yang sering digunakan sebagai sebagai obat tradisional untuk mengatasi hiperlipidemi. Temugiring merupakan suatu tanaman yang bermarga Curcuma yang banyak terdapat di daerah tropis termasuk di Indonesia umumnya hidup di daerah yang lembab dan mudah dibudidayakan. Rimpang temu giring mengandung minyak atsiri 0,8-3%, amilum, damar, lemak, tanin dan zat pahit, zat warna kuning, saponin, dan flavonoid. Kurkumin atau bis-(4-hydroxy-3-methoxy-cinnamoyl)-
methane, C12H20O6 adalah kristal berwarna kuning gelap tidak larut dalam air atau eter, larut dalam alkohol. Kurkumin memiliki sifat sebagai antioksidan. Ekstrak etanol rimpang temugiring Ekstrak etanol rimpang temugiring (Curcuma heyneanae Val.) dapat mencegah terjadinya peningkatan kadar kolesterol total darah tikus putih jantan galur Wistar yang diberi emulsi lemak sapi (Firmansyah, 2010) Biosintesis kolesterol berkaitan juga dengan biosintesis trigliserida (Widyaningsih, 2011). Yang biasa dimanfaatkan untuk pengobatan kolesterol tinggi adalah daun jati belanda (Guazuma ulmifolia), kemuning (Murraya paniculata), dan tempuyung (Sonchus arvensis).
Baca juga : Permasalahan yang Terjadi pada Lansia, Masalah Kesehatan dan Perilaku
Daun jati belanda dipercaya bisa meluruhkan lemak dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Tanaman yang berasal dari negara Amerika beriklim tropis ini tumbuh secara liar di wilayah tropis lainnya seperti di Pulau Jawa. Jati belanda mengandung senyawa tannin, damar, triterpen, alkaloid, karotenoid, flavonoid, dan asam fenol. Selain bisa menurunkan kadar kolesterol, tanaman ini juga berkhasiat untuk melangsingkan tubuh, astrigen, sebagai obat diare dan obat batuk. Sedangkan kemuning mengandung atsiri, damar, tannin, glikosida, dan meransin. Tanaman yang biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar ini bisa dipakai untuk mengobati radang buah zakar napas (bronkhitis), infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, sakit gigi, dan haid tidak teratur. Juga untuk mengurangi lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus), memar akibat benturan, rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema, dan luka terbuka pada kulit. Tanaman tempuyung memiliki rasa pahit dan bersifat mendinginkan. Pada prinsipnya semua bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan. Tapi, yang paling sering adalah bagian daunnya. Penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin, flavonoida, politenol, alfa-lactucerol, beta-lactucerol, manitol, inositol, kalium, silika, dan taraksasterol adalah manfaat yang bisa didapatkan dari daun tempuyung. Bila diramu, jati belanda, kemuning, dan tempuyung bisa menjadi obat herbal untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Senyawa tanin dan musilago yang terkandung dalam daun Jati belanda dapat mengendapkan mukosa protein yang ada di dalam permukaan usus halus sehingga dapat mengurangi penyerapan makanan. Dengan demikian proses obesitas (kegemukan) dapat dihambat. Hasil penelitian tentang daun jati belanda memperkuat penggunaannya secara ilmiah sebagai tanaman obat. Ekstrak daun jati belanda yang diberikan secara oral dengan konsentrasi 15 persen dan 30 persen dapat menurunkan kadar kolesterol total serum kelinci. Sedangkan hasil penelitian pada daun kemuning menunjukkan, pemberian infus daun ini sebesar 10 persen, 20 persen, 30 persen, dan 40 persen sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan berat badannya secara bermakna. Ini menunjukkan telah terjadi peningkatan pembakaran lemak tubuh.
Daun jati belanda dipercaya bisa meluruhkan lemak dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Tanaman yang berasal dari negara Amerika beriklim tropis ini tumbuh secara liar di wilayah tropis lainnya seperti di Pulau Jawa. Jati belanda mengandung senyawa tannin, damar, triterpen, alkaloid, karotenoid, flavonoid, dan asam fenol. Selain bisa menurunkan kadar kolesterol, tanaman ini juga berkhasiat untuk melangsingkan tubuh, astrigen, sebagai obat diare dan obat batuk. Sedangkan kemuning mengandung atsiri, damar, tannin, glikosida, dan meransin. Tanaman yang biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar ini bisa dipakai untuk mengobati radang buah zakar napas (bronkhitis), infeksi saluran kencing, kencing nanah, keputihan, sakit gigi, dan haid tidak teratur. Juga untuk mengurangi lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak (ulkus), memar akibat benturan, rematik, keseleo, digigit serangga dan ular berbisa, ekzema, dan luka terbuka pada kulit. Tanaman tempuyung memiliki rasa pahit dan bersifat mendinginkan. Pada prinsipnya semua bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan. Tapi, yang paling sering adalah bagian daunnya. Penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin, flavonoida, politenol, alfa-lactucerol, beta-lactucerol, manitol, inositol, kalium, silika, dan taraksasterol adalah manfaat yang bisa didapatkan dari daun tempuyung. Bila diramu, jati belanda, kemuning, dan tempuyung bisa menjadi obat herbal untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Senyawa tanin dan musilago yang terkandung dalam daun Jati belanda dapat mengendapkan mukosa protein yang ada di dalam permukaan usus halus sehingga dapat mengurangi penyerapan makanan. Dengan demikian proses obesitas (kegemukan) dapat dihambat. Hasil penelitian tentang daun jati belanda memperkuat penggunaannya secara ilmiah sebagai tanaman obat. Ekstrak daun jati belanda yang diberikan secara oral dengan konsentrasi 15 persen dan 30 persen dapat menurunkan kadar kolesterol total serum kelinci. Sedangkan hasil penelitian pada daun kemuning menunjukkan, pemberian infus daun ini sebesar 10 persen, 20 persen, 30 persen, dan 40 persen sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan berat badannya secara bermakna. Ini menunjukkan telah terjadi peningkatan pembakaran lemak tubuh.
Kolesterol merupakan salah satu komponen dari lemak. Beberapa teori yang lain menyebutkan bahwa khasiat daun jati belanda dan kemuning adalah karena kandungan damarnya. Mekanismenya sebagai berikut, kolesterol yang terbentuk menjadi asam empedu berikatan dengan damar dan segera dieksresi melalui feses. Cepatnya asam empedu dieksresikan oleh tubuh akan disertai oleh cepatnya pembentukan asam empedu sehingga kolesterol dalam tubuh segera diubah menjadi asam empedu. Dengan demikian, proses ini akan mengurangi kadar kolesterol. Sementara itu, bahan simplisia yang digunakan berkhasiat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga pembakaran timbunan lemak dalam tubuh akan meningkat.
Dengan demikian akan mengurangi kadar lemak tubuh. Ini berarti akan mengurangi terbentuknya kolesterol karena lemak merupakan faktor risiko tinggi terhadap kolesterol. Karena merupakan bahan-bahan alami, jika digunakan secara teratur dan terukur, herbal-herbal ini bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Posting Komentar untuk "Obat Herbal untuk Hiperkolesterolemia, Jenis Tanaman Herbal untuk Penyakit ini"