Obat Suspositoria Adalah : Pengertian, Sifat, Pembuatan dan Contoh Obat
Pengertian SUSPOSITORIA
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan obat padat yang umumnya dimaksudkan untuk dimasukkan kedalam rectum, vagina (ovula) dan jarang digunakan untuk uretra. Suppositoria terdiri dari zat aktif (obat) dan basis
Basis suppositoria harus memiliki sifat-sifat ideal dibawah ini Yaitu ;
- Telah mencapai kesetimbangan kristalisasi, dimana sebagian besar komponen mencair pada temperatur rectal 360 C , tetapi basis dengan kisaran leleh yang lebih tinggi dapat digunakan untuk campuran eutektikum, penambahan minyak-minyak, balsam-balsam, serta suppositoria yang digunakan pada iklim tropis.
- Secara keseluruhan basis tidak toksik dan tidak mengiritasi pada jaringan yang peka dan jaringan yang meradang.
- Dapat bercampur dengan berbagai jenis obat.
- Basis suppositoria tersebut tidak mempunyai bentuk meta stabil.
- Basis suppositoria tersebut menyusut secukupnya pada pendinginan, sehingga dapat dilepaskan dari cetakan tanpa menggunakan pelumas cetakan
- Basis suppositoria tersebut tidak merangsang
- Basis suppositoria tersebut bersifat membasahi dan mengemulsi.
- “Angka air “ yang tinggi maksudnya jumlah air yang bias masuk kedalam basis tinggi.
- Basis suppositoria tersebut stabil pada penyimpanan, maksudnya warna, bau, dan pola penglepasan obat tidak berubah.
- Suppositoria dapat dibuat dengan mencetak dengan tangan, mesin, kompressi atau ekstrusi.
- Jika basis tersebut berlemak, basis suppositoria memiliki persyaratan tambahan sebagai berikut :
- “Angka asam” dibawah 0,2.
- “Angka penyabunan” berkisar dari 200-245
- “Angka iod” kurang dari 7.
- Interval antara titik leleh dan titik memadat kecil
1. Basis berminyak atau berlemak
Basis yang paling sering digunakan adalah lemak coklat karena basis ini tidak toksik, lunak, tidak reaktif dan meleleh pada suhu tubuh. Akan tetapi lemak coklat memiliki kelamahan yaitu mudah tengik, meleleh pada udara panas, menjadi cair bila dicampur dengan obat-obat tertentu dan pemanasan yang lama, trisomerasi dengan titik leleh yang lebih rendah.
Selain lemak coklat basis yang lain yaitu asam-asam lemak yang dihidrogenasi dengan minyak nabati dan gliserin yang digabungkan dengan asam-asam lemak yang mempunyai berat molekul tinggi contohnya gliseril monostearat.
2. Basis larut dalam air atau bercampur dengan air
Basis memiliki supositoria yang sering digunakan yaitu suppositoria gliserin yang berfungsi sebagai basis sekaligus bahan aktif, ada dua macam formula suppositoria yang terkenal yaitu :
3. Basis yang merupakan campuran basis yang berlemak dan yang bercampur dengan air
Basis ini umumnya berbentuk emulsi dengan tipe minyak dalam air, contohnya yaitu Polioksil 40 steara. Bahan ini menyerupai lilin, putih, kecokloat-coklatan, padat dan larut dalam air
Baca juga : Kemuning (Murraya Paniculata), Berkhasiat sebagai Obat Bronkitis dan Infeksi Saluran Kencing
Pembuatan suppositoria :
Empat metode yang digunakan dalam pembuatan suppositoria adalah mencetak dengan tangan, kompressi, mencetak tuang dan kompressi pada suatu pres tablet regular
1. Mencetak dengan tangan
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur homogen dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-mula basis diiris, kemudian diaduk dengan bahn-bahan aktif dengan menggunakan lumping dan mortar, sampai diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk. Kemudian massa digulung menjadi suatu batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang dikehendaki. Amilum atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. Batang silinder dipotong dan salah satu ujungnya diruncingkan
2. Mencetak kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston pada massa suppositoria yang diisikan dalam sulinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.
3. Mesin Pencetak otomatis
Sama proses diatas tetapi menggunakan mesin secara otomatis melakukan semuanya.
4. Mencetak tuang
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat yang berlabihan, kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau disuspensikan kedalamnya. Akhirnya massa dituang kedalam cetakan logam yang telah didinginkan, yang umumnya dilapisi krom atau nikel
Pembuatan suppositoria :
Empat metode yang digunakan dalam pembuatan suppositoria adalah mencetak dengan tangan, kompressi, mencetak tuang dan kompressi pada suatu pres tablet regular
1. Mencetak dengan tangan
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah dicampur homogen dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang dikehendaki. Mula-mula basis diiris, kemudian diaduk dengan bahn-bahan aktif dengan menggunakan lumping dan mortar, sampai diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk. Kemudian massa digulung menjadi suatu batang silinder dengan garis tengah dan panjang yang dikehendaki. Amilum atau talk dapat mencegah pelekatan pada tangan. Batang silinder dipotong dan salah satu ujungnya diruncingkan
2. Mencetak kompressi
Hal ini dilakukan dengan mengempa parutan massa dingin menjadi suatu bentuk yang dikehendaki. Suatu roda tangan berputar menekan suatu piston pada massa suppositoria yang diisikan dalam sulinder, sehingga massa terdorong kedalam cetakan.
3. Mesin Pencetak otomatis
Sama proses diatas tetapi menggunakan mesin secara otomatis melakukan semuanya.
4. Mencetak tuang
Pertama-tama bahan basis dilelehkan, sebaiknya diatas penangas air atau penangas uap untuk menghindari pemanasan setempat yang berlabihan, kemudian bahan-bahan aktif diemulsikan atau disuspensikan kedalamnya. Akhirnya massa dituang kedalam cetakan logam yang telah didinginkan, yang umumnya dilapisi krom atau nikel
Petunjuk penggunaan obat suppositoria adalah sebagai berikut :
1). Cuci tangan suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi dengan air.
2). Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria di masukkan ke dalam rectum
3). Masukkam suppositoria dengan cara bagian ujung suppositoria di dorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rectal kira-kira ½-1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa
4). Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukan maka sebelum digunakan sediaan di tempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudiaan tempatkan pada air mengalir sebelum dibuka
5). Setelah penggunaan suppositoria tangan penderita dicuci bersih.
1). Cuci tangan suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi dengan air.
2). Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria di masukkan ke dalam rectum
3). Masukkam suppositoria dengan cara bagian ujung suppositoria di dorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rectal kira-kira ½-1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa
4). Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukan maka sebelum digunakan sediaan di tempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudiaan tempatkan pada air mengalir sebelum dibuka
5). Setelah penggunaan suppositoria tangan penderita dicuci bersih.
Baca juga : Kenikir (Cosmos Caudatus), Manfaat dan Khasiat untuk Kanker dan Lemah Lambung
Contoh obat dalam bentuk sediaan suppositoria :
Contoh obat dalam bentuk sediaan suppositoria :
- Tefaron
- Tramal suppositoria
- Encare
- Proris
- Glycerini leciva
- Cytotec
- Borraginol- S
- Albhotyl vaginal
Posting Komentar untuk "Obat Suspositoria Adalah : Pengertian, Sifat, Pembuatan dan Contoh Obat"