Penyakit Sirosis Hepatik Hati, Penyebab, Mekanisme, Teori dan Komplikasi
Hepar
Hati menerima darah dari dua sumber yaitu dari arteri hepatika dan vena porta. Cabang dari kedua arteri hati dan vena porta hati membawa darah ke sinusoid hati, di mana oksigen, sebagian besar nutrisi, dan zat beracun tertentu diambil oleh hepatosit. Pada kondisi normal, darah mengalir dari hati menuju ke vena hepatica, kemudian ke vena cava, jantung, dan arteri hepatika.
Pada hati, ada 3 saluran (triad portal) yaitu arteri hepatica, vena porta hepatica, dan saluran empedu. Vena porta merupakan gabungan dari pembuluh darah yang berasal dari usus, lambung, limfa, dan pancreas. Vena porta bersifat fungsional, membawa darah dari lien dan usus (yang mengandung bahan-bahan yang telah diserap usus) kecuali lemak (diangkut oleh pembuluh pembuluh limfa).
Darah masuk melalui vena porta, kemudian vena interlobularis. Darah selanjutnya disaring saat melewati celah-celah sinusoid sinusoid, dan kemudian berjalan menuju vena centralis, vena sublobularis, kemudian menuju vena hepatika, dan kemudian masuk ke dalam vena cava inferior.
Etiologi-Patofisiologi Sirosis
a. Etiologi Sirosis
1) Konsumsi alkohol kronik
2) Infeksi kronik virus hepatitis tipe B, C, dan D
3) Penyakit metabolik hati : Hemochromatosis, Wilson’s disease, α1-Antitrypsin deficiency, Nonalcoholic steatohepatitis (fatty liver)
4) Cholestatic liver diseases
· Primary biliary cirrhosis
· Secondary biliary cirrhosis (Gallstone, infeksi parasitis)
· Primary sclerosing cholangitis
· Budd-Chiari’s syndrome
· Severe congestive heart failure and constrictive pericarditis
Hati menerima darah dari dua sumber yaitu dari arteri hepatika dan vena porta. Cabang dari kedua arteri hati dan vena porta hati membawa darah ke sinusoid hati, di mana oksigen, sebagian besar nutrisi, dan zat beracun tertentu diambil oleh hepatosit. Pada kondisi normal, darah mengalir dari hati menuju ke vena hepatica, kemudian ke vena cava, jantung, dan arteri hepatika.
Pada hati, ada 3 saluran (triad portal) yaitu arteri hepatica, vena porta hepatica, dan saluran empedu. Vena porta merupakan gabungan dari pembuluh darah yang berasal dari usus, lambung, limfa, dan pancreas. Vena porta bersifat fungsional, membawa darah dari lien dan usus (yang mengandung bahan-bahan yang telah diserap usus) kecuali lemak (diangkut oleh pembuluh pembuluh limfa).
Darah masuk melalui vena porta, kemudian vena interlobularis. Darah selanjutnya disaring saat melewati celah-celah sinusoid sinusoid, dan kemudian berjalan menuju vena centralis, vena sublobularis, kemudian menuju vena hepatika, dan kemudian masuk ke dalam vena cava inferior.
Etiologi-Patofisiologi Sirosis
a. Etiologi Sirosis
1) Konsumsi alkohol kronik
2) Infeksi kronik virus hepatitis tipe B, C, dan D
3) Penyakit metabolik hati : Hemochromatosis, Wilson’s disease, α1-Antitrypsin deficiency, Nonalcoholic steatohepatitis (fatty liver)
4) Cholestatic liver diseases
· Primary biliary cirrhosis
· Secondary biliary cirrhosis (Gallstone, infeksi parasitis)
· Primary sclerosing cholangitis
· Budd-Chiari’s syndrome
· Severe congestive heart failure and constrictive pericarditis
Baca juga : Halusinasi Adalah : Pengertian, Macam-macam, Penyebab, Tanda dan Gejala
5) Obat-obatan dan herbal
Isoniazid, methyldopa, amiodarone, methotrexate, phenothiazine, estrogen, anabolic steroids, black cohosh, Jamaican bush tea.
3. Patogenesis Sirosis
Mekanisme terjadinya proses yang berlangsung terus mulai dari hepatitis virus menjadi sirosis hepatis belum jelas. Patogenesis yang mungkin terjadi:
a. Mekanis
Hati mengalami nekrosis konfluen, kerangka retikulum lobulus hepar yang mengalami kolaps akan berlaku sebagai kerangka untuk terjadinya daerah parut yang luas. Dalam kerangka jaringan ikat ini, bagian parenkim hati yang bertahan hidup berkembang menjadi nodul regenerasi.
b. Teori imunologis
Mekanisme imunologis mempunyai peranan penting dalam hepatitis kronis. Ada 2 bentuk hepatitis kronis :
1) Hepatitis kronik tipe B
2) Hepatitis kronik autoimun atau tipe NANB
Pada respon imunologis pada sejumlah kasus tidak cukup untuk menyingkirkan virus atau hepatosit yang terinfeksi, dan sel yang mengandung virus merupakan rangsangan untuk terjadinya proses imunologis yang berlangsung terus sampai terjadi kerusakan sel hati.
c. Kombinasi keduanya
Faktor genetik dan lingkungan yang menyebabkan kerusakan sel hati dapat menyebabkan sirosis melalui respon patobiologi yang saling berhubungan, yaitu reaksi sistem imun, peningkatan sintesis matriks dan abnormalitas perkembangan sel hati yang tersisa.
Perlukaan terhadap sel hati dapat menyebabkan kematian sel, yang kemudian diikuti terjadinya jaringan parut (fibrosis) atau pembentukan nodul regenerasi. Hal tersebut selanjutnya akan menyebabkan gangguan fungsi hati, nekrosis sel hati dan hipertensi portal.
5) Obat-obatan dan herbal
Isoniazid, methyldopa, amiodarone, methotrexate, phenothiazine, estrogen, anabolic steroids, black cohosh, Jamaican bush tea.
3. Patogenesis Sirosis
Mekanisme terjadinya proses yang berlangsung terus mulai dari hepatitis virus menjadi sirosis hepatis belum jelas. Patogenesis yang mungkin terjadi:
a. Mekanis
Hati mengalami nekrosis konfluen, kerangka retikulum lobulus hepar yang mengalami kolaps akan berlaku sebagai kerangka untuk terjadinya daerah parut yang luas. Dalam kerangka jaringan ikat ini, bagian parenkim hati yang bertahan hidup berkembang menjadi nodul regenerasi.
b. Teori imunologis
Mekanisme imunologis mempunyai peranan penting dalam hepatitis kronis. Ada 2 bentuk hepatitis kronis :
1) Hepatitis kronik tipe B
2) Hepatitis kronik autoimun atau tipe NANB
Pada respon imunologis pada sejumlah kasus tidak cukup untuk menyingkirkan virus atau hepatosit yang terinfeksi, dan sel yang mengandung virus merupakan rangsangan untuk terjadinya proses imunologis yang berlangsung terus sampai terjadi kerusakan sel hati.
c. Kombinasi keduanya
Faktor genetik dan lingkungan yang menyebabkan kerusakan sel hati dapat menyebabkan sirosis melalui respon patobiologi yang saling berhubungan, yaitu reaksi sistem imun, peningkatan sintesis matriks dan abnormalitas perkembangan sel hati yang tersisa.
Perlukaan terhadap sel hati dapat menyebabkan kematian sel, yang kemudian diikuti terjadinya jaringan parut (fibrosis) atau pembentukan nodul regenerasi. Hal tersebut selanjutnya akan menyebabkan gangguan fungsi hati, nekrosis sel hati dan hipertensi portal.
Baca juga : Asam Nukleat, Pengertian, Struktur Primer, Sekunder, Tersier dan Kuarter
Komplikasi Sirosis Dan Terapi
Pada pasien sirosis hepatik terjadi kegagalan mikrosirkulasi hati akibat terjadinya fibrosis, perlukaan, bentukan nodul dan kolateral yang menyebabkan hambatan aliran darah ke dalam liver. Untuk mengimbanginya, liver akan membentuk nodul-nodul (formasi nosul) dan pengaktifan pembuluh kolateral. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
Pada pasien sirosis hepatik terjadi kegagalan mikrosirkulasi hati akibat terjadinya fibrosis, perlukaan, bentukan nodul dan kolateral yang menyebabkan hambatan aliran darah ke dalam liver. Untuk mengimbanginya, liver akan membentuk nodul-nodul (formasi nosul) dan pengaktifan pembuluh kolateral. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
Posting Komentar untuk "Penyakit Sirosis Hepatik Hati, Penyebab, Mekanisme, Teori dan Komplikasi"