Kondisi dan Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Peserta Didik
Kondisi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Peserta Didik
Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi peserta didik. Kondisi yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik peserta didik, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut:
1. Pengaruh Keluarga. Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan sifat jasmaniah dari orang tuanya. Faktor keturunan menyebabkan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang.
Baca juga : Perbedaan Penting antara Guru PNS dan Honorer
2. Pengaruh Gizi. Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada peserta didik sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3. Kematangan. Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti tertangguhkan.
4. Gangguan Emosional. Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari (otak). Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
2. Pengaruh Gizi. Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada peserta didik sedemikian rupa sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3. Kematangan. Pertumbuhan fisik seolah-olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi, tetapi kalau saat kematangan belum sampai, pertumbuhan itu tetap seperti tertangguhkan.
4. Gangguan Emosional. Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari (otak). Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
5. Jenis Kelamin. Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-lakilaki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak lakilaki berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki.
6. Status Sosial Ekonomi. Umumnya anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi tinggi.
Baca juga : UI (Universitas Indonesia) Dinobatkan Sebagai Universitas Terbaik di Indonesia
7. Kesehatan. Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik peserta didik. Peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh besar dibanding yang sering sakit.
8. Stimulasi lingkungan. lndividu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.
7. Kesehatan. Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik peserta didik. Peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh besar dibanding yang sering sakit.
8. Stimulasi lingkungan. lndividu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan.
Posting Komentar untuk "Kondisi dan Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Peserta Didik"