Teori Psikoanalisis (Psikoseksual) pada Anak, 3 Tingkatan Kesadaran Menurut Sigmund Freud
TEORI PSIKOANALISIS (TEORI PSIKOSEKSUAL)
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap event mental seperti berfikir dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada tahun 1923 Freud mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Struktur baru ini tidak mengganti struktur lama, tetapi melengkapi/menyempurnakan gambaran mental terutama dalam fungsi atau tujuannya.
Baca juga : 3 Cara Mempertahankan Sistem Kekebalan Tubuh agar Tetap Baik
Menurut Freud, para bayi terlahir dengan kemampuan untuk merasakan kenikmatan apabila terjadi kontak kulit, dan para bayi itu memiliki semacam ketegangan di permukaan kulit mereka yang perlu diredakan melalui kontak kulit secara langsung dengan orang lain. Freud menyerupakan kenikmatan ini dengan rangsangan seksual tetapi ia memberi catatan bahwa hal ini berbeda secara kualitatif dari tipe rangsangan seksual yang dialami oleh orang dewasa karena kejadian yang dialami bayi ini lebih bersifat umum dan belum terdiferensiasi. Freud menyebut kemampuan untuk mengalami kenikmatan ini dan kebutuhan untuk meredakannya dengan nama seksualitas bayi, yang berbeda dari seksualitas orang dewasa.
Pandangan mengenai seksualitas bayi dan anak-anak ini memicu protes luas orang-orang menentang Freud pada masa-masa akhir era Victorian dan awal abad ke-20. Tetapi Freud dan para pengikutnya, yang mendasarkan pendirian mereka pada pengalaman-pengalaman klinis, bersikukuh pada teori tersebut” Mereka tetap berpegang pada pandangan bahwa kornponen-komponen psikologis-eksperiensial saling terkait dengan disertai pergantian zona-zona erogen secara biologis melalui urutan (sekuen) tertentu. Dengan demikian tahapan-tahapan perkembangan ini disebut sebagai tahapan-tahapan psikoseksual (Psychosexual stages).
Menurut Freud, para bayi terlahir dengan kemampuan untuk merasakan kenikmatan apabila terjadi kontak kulit, dan para bayi itu memiliki semacam ketegangan di permukaan kulit mereka yang perlu diredakan melalui kontak kulit secara langsung dengan orang lain. Freud menyerupakan kenikmatan ini dengan rangsangan seksual tetapi ia memberi catatan bahwa hal ini berbeda secara kualitatif dari tipe rangsangan seksual yang dialami oleh orang dewasa karena kejadian yang dialami bayi ini lebih bersifat umum dan belum terdiferensiasi. Freud menyebut kemampuan untuk mengalami kenikmatan ini dan kebutuhan untuk meredakannya dengan nama seksualitas bayi, yang berbeda dari seksualitas orang dewasa.
Pandangan mengenai seksualitas bayi dan anak-anak ini memicu protes luas orang-orang menentang Freud pada masa-masa akhir era Victorian dan awal abad ke-20. Tetapi Freud dan para pengikutnya, yang mendasarkan pendirian mereka pada pengalaman-pengalaman klinis, bersikukuh pada teori tersebut” Mereka tetap berpegang pada pandangan bahwa kornponen-komponen psikologis-eksperiensial saling terkait dengan disertai pergantian zona-zona erogen secara biologis melalui urutan (sekuen) tertentu. Dengan demikian tahapan-tahapan perkembangan ini disebut sebagai tahapan-tahapan psikoseksual (Psychosexual stages).
Freud berpendapat bahwa dalam perkembangan manusia terdapat dua hal pokok yaitu:
1. Bahwa tahun-tahun awal kehidupan memegang peranan penting bagi pembentukan kepribadian.
2. Bahwa perkembangan manusia meliputi tahap-tahap psikoseksual.
a. Tahap oral (sejak lahir hingga 1 Tahun)
b. Tahap anak (usia 1-3 tahun)
c. Tahap phalik (usia 3-5 tahun)
d. Tahap laten (usia 5-awal pubertas)
e. Tahap genital/kelamin (masa remaja)
Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas, terutama pematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja. Dorongan seksual remaja ini sangat tinggi dan bahkan lebih tinggi dari dorongan sessual orang dewasa. Sebagai anak muda yang belum memiliki pengalaman tentang seksual, tidak jarang dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis.
Baca juga : Sistem Imunitas Tubuh Berdasarkan Klasifikasi dan Jenisnya
Kejiwaan seseorang itu terdiri dari tiga tingkat, yakni: Sadar (conscious), Prasadar (preconcious), dan Tak-sadar (unconscious). Pada perkembangannya, seorang individu terpengaruhi oleh faktor-faktor perubahan baik dari segi fisik, kognitif maupun psikososial yang dapat mendorong seksual ramaja lebih tinggi daripada orang dewasa.
REFLEKSI
Kejiwaan seseorang itu terdiri dari tiga tingkat, yakni: Sadar (conscious), Prasadar (preconcious), dan Tak-sadar (unconscious). Pada perkembangannya, seorang individu terpengaruhi oleh faktor-faktor perubahan baik dari segi fisik, kognitif maupun psikososial yang dapat mendorong seksual ramaja lebih tinggi daripada orang dewasa.
Posting Komentar untuk "Teori Psikoanalisis (Psikoseksual) pada Anak, 3 Tingkatan Kesadaran Menurut Sigmund Freud"