Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Lembaga Konseling
Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Konseling
Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah landasan teoritis yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, agar layanan tersebut dapat lebih terarah dan berlangsung dengan baik. Bagi para konselor dalam melaksanakan kegiatan ini perlu sekali memperhatikan prinsip-prinsip tersebut. Berikut ini di kemukakan rumusan tentang prinsip-prinsip bimbingan yang dituangkan dalam kurikulum SMA tahun 1975 buku III C tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yang selanjutnya akan diganti dengan Pedoman Bimbingan dan Konseling dalam kurikulum 1994.
Baca juga : Kondisi dan Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Peserta Didik
1. Prinsip-prinsip Umum
Dalam prinsip umum ini dikemukakan beberapa acuan umum yang mendasari semua kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip umum ini antara lain:
a) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet, sikap dan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya. Oleh karena itu, dalam pemberian layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.
b) Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing.
c) Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan-kesulitannya.
d) Program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah.
e) Pelaksanaan program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah bersangkutan.
f) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur untuk mengetahui sampai di mana hasil dan rencana yang dirumuskan terdahulu.
1. Prinsip-prinsip Umum
Dalam prinsip umum ini dikemukakan beberapa acuan umum yang mendasari semua kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip umum ini antara lain:
a) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet, sikap dan tingkah laku tersebut dipengaruhi oleh pengalaman-pengalamannya. Oleh karena itu, dalam pemberian layanan perlu dikaji kehidupan masa lalu klien, yang diperkirakan mempengaruhi timbulnya masalah tersebut.
b) Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dari individu yang dibimbing.
c) Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu yang bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan-kesulitannya.
d) Program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah.
e) Pelaksanaan program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah bersangkutan.
f) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara teratur untuk mengetahui sampai di mana hasil dan rencana yang dirumuskan terdahulu.
2. Prinsip-Prinsip yang Berhubungan dengan Individu yang Dibimbing
a) Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa. Maksudnya bahwa pembimbing dalam memberikan layanan tidak tertuju kepada siswa tertentu saja, tetapi semua siswa perlu mendapatkan bimbingan, baik yang mempunyai masalah ataupun belum. Bagi siswa yang belum bermasalah, mereka perlu memperoleh bimbingan yang bersifat pencegahan (preventive), apakah dalam bentuk pemberian informasi pendidikan, jabatan, dan/ atau informasi cara belajar yang baik.
b) Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu.
c) Program bimbingan harus berpusat pada siswa. Program yang disusun harus didasarkan atas kebutuhan siswa. Oleh sebab itu, sebelum penyusunan program bimbingan perlu di lakukan analisis kebutuhan siswa.
d) Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas.
e) Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang dibimbing. Dalam pelaksanaan bimbingan, pembimbing tidak boleh memaksakan kehendaknya kepada individu yang dibimbing.
f) Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat membimbing dirinya sendiri. Tujuan akhir dari kegiatan ini ialah memandirikan individu yang dibimbing (klien) dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
Baca juga : Karakteristik Perkembangan Fisik Peserta Didik dan Anak Sekolah
3. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu yang Memberikan Bimbingan
a) Koselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya. Karena pekerjaan bimbingan merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian dan ketrampilan ketrampilan tertentu, maka pekerjaan bimbingan itu tidak dapat dilakukan oleh semua orang.
b) Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbagai latihan penataran. Karena ilmu tentang bimbingan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.
c) Konselor hendaknya selalun mempergunakan informasi yang tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai bahan untuk membantu individu yang bersangkutan ke arah penyesuaian diri yang lebih baik.
d) Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbingnya.
e) Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan tehnik yang tepat dalam melakukan tugasnya.
f) Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam bidang: minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
3. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu yang Memberikan Bimbingan
a) Koselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan, pengalaman, dan kemampuannya. Karena pekerjaan bimbingan merupakan pekerjaan yang memerlukan keahlian dan ketrampilan ketrampilan tertentu, maka pekerjaan bimbingan itu tidak dapat dilakukan oleh semua orang.
b) Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta keahliannya melalui berbagai latihan penataran. Karena ilmu tentang bimbingan terus berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.
c) Konselor hendaknya selalun mempergunakan informasi yang tersedia mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya, sebagai bahan untuk membantu individu yang bersangkutan ke arah penyesuaian diri yang lebih baik.
d) Konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi tentang individu yang dibimbingnya.
e) Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan tehnik yang tepat dalam melakukan tugasnya.
f) Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian dalam bidang: minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
4. Prinsip-prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi dan Administrasi Bimbingan
a) Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
b) Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative record) bagi setiap individu (siswa).
c) Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan.
d) Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.
e) Bimbingan harus dilaksanakan dalam situasi individual dan dalam situasi kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam memecahkan masalah itu.
f) Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang menyelenggarakan layanan yang berhubungan dengan bimbingan dan penyuluhan pada umumnya.
g) Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan bimbingan.
Posting Komentar untuk "Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Lembaga Konseling"