Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam dan Faktor-faktor Pendukung
Teori Permintaan dan Penawaran
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Hukum pemintaan berbunyi pada harga yang lebih tinggi, jumlah barang yang diminta akan semakin berkurang, atau sebaliknya pada harga yang lebih rendah, jumlah barang yang semakin diminta akan semakin bertambah. Ini dapat disimpulkan bahwa jumlah yang diminta berhubungan terbalik dengan harga barang tersebut dengan anggapan bahwa hal-hal lain konstan pada kemungkinan harga. Ada hal lain penting yang mempengaruhi permintaan, yaitu pendapatan, permintaan seseorang atau masyarakat ditentukan leh banyak faktor, diantara fakto – faktor tersebut adalah: Harga barang itu sendiri, Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut, Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat, Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat, Cita rasa masyarakat, Jumlah penduduk, Ramalan mengenai keadaan dimasa akan datang.
Baca juga : Prinsip-prinsip Asuransi dan Bagaimana Sistem Asuransi Berfungsi?
Pendapatnya permintaan belum merupakan syarat cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar, tentunya harus ada tingkah laku penjual dalam menawarkan barang/jasa dapat yang disebut dengan penawaran.
Faktor – faktor penentu penawaran adalah:
Sebuah kesepakat harga dapat terjadi apabila permintaan dan penawaran bertemu. Ada kemungkinan perubahan serentak permintaan dan penawaran yang dapat berlaku. Perubahan mungkin berlaku kearah sama, yaitu sama-sama mengalami kenaikan atau sama-sama menurun. Tapi mungkin pula ia berlaku kearah bertentangan, misalnya permintaan turun tetapi penawaran bertambah, atau permintaan bertambah tetapi penawaran turun.
Tiap-tiap perubahan tersebut akan menimbulkan akibat yang berbeda kepada perubahan harag dan jumlah barang yang diperjualbelikan.
Pendapatnya permintaan belum merupakan syarat cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar, tentunya harus ada tingkah laku penjual dalam menawarkan barang/jasa dapat yang disebut dengan penawaran.
Faktor – faktor penentu penawaran adalah:
- Harga barang itu sendiri.
- Harga barang – barang lain.
- Biaya produksi.
- Tujuan operasi perusahaan tersebut.
- Tingkat teknologi yang digunakan.
Sebuah kesepakat harga dapat terjadi apabila permintaan dan penawaran bertemu. Ada kemungkinan perubahan serentak permintaan dan penawaran yang dapat berlaku. Perubahan mungkin berlaku kearah sama, yaitu sama-sama mengalami kenaikan atau sama-sama menurun. Tapi mungkin pula ia berlaku kearah bertentangan, misalnya permintaan turun tetapi penawaran bertambah, atau permintaan bertambah tetapi penawaran turun.
Tiap-tiap perubahan tersebut akan menimbulkan akibat yang berbeda kepada perubahan harag dan jumlah barang yang diperjualbelikan.
1. Permintaan Dalam Ekonomi Islam
Dalam pandangan Islam sebenarnya Islam telah mengatur segenap perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam perilaku konsumsi Islam terlah mengaturnya lewat Alqur’an dan Hadist supaya manusia dijauhkan sifat-sifat yang hina karena perilaku konsumsinya. Seorang muslim berkonsumsi didasarkan atas pertimbangan:
- Manusia tidak kuasa sepenuhnya mengatur detail permasalahan ekinomi masyarakat atau negara.
- Dalam konsep Islam kebutuhan yang membentuk pola konsumsi seorang muslim, dan dalam memenuhi kebutuhan seorang muslim tidak akan melakukan konsumsi secara berlebih-lebihan.
- Perilaku konsumsi seorang muslim diatur perannya sebagai makhluk sosial. Maka ada sikap menghormati dan menghargai.
Hal yang ada diatas mengenai perilaku konsultan akan membentuk permintaan seorang muslim terhadap suatu barang. Dalam mengkonsumsi barang telah ada batasan-batasan yang ditentukan dalam konsep ekonomi Islam.
2. Penawaran dalam Ekonomi Islam
Secara umum tidak banyak perbedaan antara teori permintaan konvensional dengan Islami sejauh hal itu dikaitkan dengan variabel atau faktor yang turut berpengaruh terhadap posisi penawaran. Bahkan bentuk kurva secara umum pada hakekatnya sama. Satu aspek penting yang memberikan suatu perbedaan dalam pespektyif ini kemungkinan besara berasal dari landasan filosofi dan moralitas yang didasarkan pada premis nilai-nilai Islam.
Pertama adalah bahwa Islam memandang manusia secara umum, apakah sebagai konsumen atau produsen, sebagai suatu objek yang terkait dengan nilai-nilai. Nilai-nilai yang paling pokok yang didorong oleh Islam dalam kehidupan perekonomian adalah kesederhanaan, tidak silau dengan gemerlapnya kenikmatan duniawi (zuhud) dan ekonomis (iqtishad). Inilah nilai-nilai yang seharusnya menjadi trend gaya hidup Islamic man.
Baca juga : Pengertian Asuransi, Risiko Ketidakpastian dan Jenis-jenis Risiko dalam Bisnis Asuransi
Kedua adalah norma-norma Islam yang selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal dan haram. Produk-produk dan transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada norma ini. Hal-hal yang diharamkan atas manusia itu pada hakekatnya adalah barang-narang atau transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri mereka dan kemaslahatannya. Namun demikian, bahaya yang ditimbulkan itu tidak selalu dapat diketahui dan dideteksi oleh kemampuan indrawi atau akal manusia dalam jangka pendek. Sikap yang benar dalam menghadapi persoalan ini adalah kepatuhan kepada diktum disertai pencarian hikmah di balik itu.
Kedua adalah norma-norma Islam yang selalu menemani kehidupan manusia yaitu halal dan haram. Produk-produk dan transaksi pertukaran barang dan jasa tunduk kepada norma ini. Hal-hal yang diharamkan atas manusia itu pada hakekatnya adalah barang-narang atau transaksi-transaksi yang berbahaya bagi diri mereka dan kemaslahatannya. Namun demikian, bahaya yang ditimbulkan itu tidak selalu dapat diketahui dan dideteksi oleh kemampuan indrawi atau akal manusia dalam jangka pendek. Sikap yang benar dalam menghadapi persoalan ini adalah kepatuhan kepada diktum disertai pencarian hikmah di balik itu.
Posting Komentar untuk "Teori Permintaan dan Penawaran dalam Ekonomi Islam dan Faktor-faktor Pendukung"