Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Internal dan Eksternal dan Cara Mengatasi
Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orangorang disekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Adapun Jenis-jenis kenakalan remaja:
1) Penyalahgunaan narkoba
2) Seks bebas
3) Tawuran
Menurut Soerjono Soekanto, "masalah anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah cross boys dan cross girl yang merupakan sebutan bagi anak-anak muda yang tergabung dalam suatu ikatan/organisasi formal atau semi formal dan yang mempunyai tingkahlaku yang kurang/tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya. Delinkuensi anak-anak diIndonesia meningkat pada tahun-tahun 1956 dan 1958 dan juga pada 1968-1969, hal mana sering disinyalir dalam pernyataan-pernyataan resmi pejabat maupun, petugas-petugas penegak hukum. Juga terjadi perkelahian antara siswa-siswa pelbagai sekolah di Jakarta dan kota-kota lain".
Baca juga : 11 Asas Bimbingan dan Konseling yang Harus Dipahami Seorang Konselor di Lembaga Pendidikan
Delinkuensi (masalah) anak-anak meliputi pencurian, perampokan, pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obat perangsang dan mengendarai mobil (atau kendaraan bermotor lainnya) tanpa mengindahkan norma-norma lalu lintas, Memang, apabila dibandingkan dengan delinkuensi anak-anak di negara-negara lain, masalah tersebut belum merupakan masalah gawat di Indonesia. Akan tetapi hal ini bukanlah berarti bahwa kita boleh lengah; Sorotan terhadap delinkuensi anak-anak di Indonesia terutama tertuju pada perbuatan- perbuatan pelanggaran yang dilakukan oleh anak-anak muda dari kelas- kelas sosial tertentu. Perbuatan- perbuatan seperti mengendarai kendaraan bermotor secara sewenangwenang, penggunaan obat-obat perangsang,, pengedaran bahan-bahan pornografi, hanya dapat dilakukan oleh mereka yang berasal dari golongan mampu. Adalah perlu pula untuk mengadakan penelitian terhadap delinkuensi anak-anak terutama yang berasal dari blighted area yaitu wilayah kediaman dengan tingkat disorganisasi tinggi.
Seiring perkembangan zaman sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, free-sex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
1) Kurangnya kasih sayang orang tua.
2) Kurangnya pengawasan dari orang tua
3) Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
4) Peran dari perkembangan iptek yang berdampak negative
5) Tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
6) Dasar-dasar agama yang kurang
7) Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
8) Kebasan yang berlebihan
9) Masalah yang dipendam
Penyebab lain terjadinya kenakalan remaja disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal), yaitu:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Delinkuensi (masalah) anak-anak meliputi pencurian, perampokan, pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penggunaan obat-obat perangsang dan mengendarai mobil (atau kendaraan bermotor lainnya) tanpa mengindahkan norma-norma lalu lintas, Memang, apabila dibandingkan dengan delinkuensi anak-anak di negara-negara lain, masalah tersebut belum merupakan masalah gawat di Indonesia. Akan tetapi hal ini bukanlah berarti bahwa kita boleh lengah; Sorotan terhadap delinkuensi anak-anak di Indonesia terutama tertuju pada perbuatan- perbuatan pelanggaran yang dilakukan oleh anak-anak muda dari kelas- kelas sosial tertentu. Perbuatan- perbuatan seperti mengendarai kendaraan bermotor secara sewenangwenang, penggunaan obat-obat perangsang,, pengedaran bahan-bahan pornografi, hanya dapat dilakukan oleh mereka yang berasal dari golongan mampu. Adalah perlu pula untuk mengadakan penelitian terhadap delinkuensi anak-anak terutama yang berasal dari blighted area yaitu wilayah kediaman dengan tingkat disorganisasi tinggi.
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Seiring perkembangan zaman sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, free-sex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Hal ini semua bisa terjadi karena adanya faktor-faktor kenakalan remaja berikut:
1) Kurangnya kasih sayang orang tua.
2) Kurangnya pengawasan dari orang tua
3) Pergaulan dengan teman yang tidak sebaya.
4) Peran dari perkembangan iptek yang berdampak negative
5) Tidak adanya bimbingan kepribadian dari sekolah.
6) Dasar-dasar agama yang kurang
7) Tidak adanya media penyalur bakat dan hobinya
8) Kebasan yang berlebihan
9) Masalah yang dipendam
Penyebab lain terjadinya kenakalan remaja disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal), yaitu:
- Faktor Internal:
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Baca juga : Kode Etik, Tata Cara, Aturan Bimbingan Dan Konseling di Sekolah dan Lembaga Pendidikan
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja yaitu: 1) Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilainilai. 2). Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
- Faktor Eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja yaitu: 1) Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilainilai. 2). Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
Peran Keluarga dalam Mengatasi Kenakalan Remaja
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja, baik berasal dari dalam diri remaja sendiri atau faktor yang datang dari luar dirinya. Namun yang jelas bagaimana semua faktor ini menjadi pertimbangan bagi orang tua dalam menyelesaikan masalah anak remajanya. Hal ini menjadi landasan bagi ayah bunda dalam menyelesaikan masalah remaja secara baik dan benar. Sering terjadi masalah kecil yang dihadapi anak remaja, tidak mendapat perhatian orang tua hingga akhirnya menjadi masalah besar yang sulit diatasi. Apabila masalah besar yang harus segera diatasi orang tua namun tidak dilakukannya karena alasan tidak ada waktu atau kerja yang menumpuk dapat menyebabkan masalah tersebut semakin besar dan berat serta sangat sulit untuk mengatasinya.
Kenakalan remaja berawal dari tidak berjalannya fungsi dan peran keluarga dalam mendidik remaja. Orang tua tidak menjalankan tugas dan kewajibannya yang semestinya berkaitan dengan kehidupan anak remajanya. Ayah bunda tidak bisa hanya mencukupi kebutuhan fisik anak remajanya semata, memenuhi fasilitas hidup yang diinginkan bukan yang dibutuhkan, memanjakannya anak remaja dengan alat komunikasi yang serba canggih. Namun sejatinya orang tua harus juga memperhatikan kebutuhan mental spritual anak remajanya sebagai benteng kokoh dalam diri anak dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.
Untuk itu ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh orang tua dalam menyelesaikan persoalan kenakalan remaja.
Pertama, orang tua harus mampu berperan sebagai guru pertama dan utama bagi anak remajanya. Orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan anak remajanya harus maksimal membimbing dan mendampinggi anak remajanya. Ayah bunda harus dekat dengan anak remaja dan tidak boleh membuat jarak dengan mereka. Pekerjaan yang padat jangan menjadi alasan untuk mengabaikan anak remajanya. Orang tua harus mampu membagi waktu sehingga hak anak tidak terabaikan. Memang sulit namun di situlah kecerdasan orang dalam memenejnya sehingga pertemuan yang terbatas namun berkualitas.
Kedua, orang tua harus mampu menjadi sahabat bagi anak remajanya. Ayah Ibu harus mampu menjadi tempat curhat bagi anak remajanya. Jangan sampai anak remaja curhat pada teman sebayanya atau pada orang lain melalui media sosial karena berakibat fatal. Orang tua harus mampu berkomunikasi dan dapat mengambil hati anaknya sehingga anaknya tidak malu untuk menyampaikan problemanya. Dengan memberikan perhatian yang besar dan penghargaan yang luar biasa, anak remaja mempercayai orang tuanya untuk menyelesaikan masalah yang melilit dirinya.
Ketiga, orang tua harus dapat berperan sebagai motivator dan inspirator bagi anak remajanya. Orang tua yang hebat adalah orang tua yang mampu memotivasi dan sebagai inspirasi bagi anak remaja untuk melakukan kebaikan. Orang tua hendaknya dapat menjadi figur istimewa bagi anaknya dalam menapaki kehidupan dan menentukan masa depannya. Dengan keteladanan yang inspiratif, anak remaja terkondisi dalam suasana kebaikan dan bersemangat untuk berbagi kebaikan. Kondisi inilah yang membentengi remaja dari tindakan yang tidak terpuji dan yang mengarah pada kenakalan remaja.
Keempat, orang tua harus mampu berperan sebagai ulama atau tokoh agama. Peran ini memang berat namun bukan berarti orang tua tidak bisa memerankannya. Dengan berusaha maksimal mempelajari agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari menjadi modal utama bagi orang tua dalam melaksanakan peran yang penting ini. Dalam hal ini, orang tua harus dapat membimbing dan membina anaknya dengan pendekatan agama yang menyejukkan. Dengan nasehat yang lemah lembut dan tidak mudah menyalahkannya, anak remaja akan dapat menerima kesalahannya dan akan berusaha memperbaiki diri dari kenakalan yang tidak diingini oleh siapa saja termasuk dirinya sendiri.
Kedua, orang tua harus mampu menjadi sahabat bagi anak remajanya. Ayah Ibu harus mampu menjadi tempat curhat bagi anak remajanya. Jangan sampai anak remaja curhat pada teman sebayanya atau pada orang lain melalui media sosial karena berakibat fatal. Orang tua harus mampu berkomunikasi dan dapat mengambil hati anaknya sehingga anaknya tidak malu untuk menyampaikan problemanya. Dengan memberikan perhatian yang besar dan penghargaan yang luar biasa, anak remaja mempercayai orang tuanya untuk menyelesaikan masalah yang melilit dirinya.
Ketiga, orang tua harus dapat berperan sebagai motivator dan inspirator bagi anak remajanya. Orang tua yang hebat adalah orang tua yang mampu memotivasi dan sebagai inspirasi bagi anak remaja untuk melakukan kebaikan. Orang tua hendaknya dapat menjadi figur istimewa bagi anaknya dalam menapaki kehidupan dan menentukan masa depannya. Dengan keteladanan yang inspiratif, anak remaja terkondisi dalam suasana kebaikan dan bersemangat untuk berbagi kebaikan. Kondisi inilah yang membentengi remaja dari tindakan yang tidak terpuji dan yang mengarah pada kenakalan remaja.
Keempat, orang tua harus mampu berperan sebagai ulama atau tokoh agama. Peran ini memang berat namun bukan berarti orang tua tidak bisa memerankannya. Dengan berusaha maksimal mempelajari agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari menjadi modal utama bagi orang tua dalam melaksanakan peran yang penting ini. Dalam hal ini, orang tua harus dapat membimbing dan membina anaknya dengan pendekatan agama yang menyejukkan. Dengan nasehat yang lemah lembut dan tidak mudah menyalahkannya, anak remaja akan dapat menerima kesalahannya dan akan berusaha memperbaiki diri dari kenakalan yang tidak diingini oleh siapa saja termasuk dirinya sendiri.
Baca juga : Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling, Masalah Individu, Sasaran dan Pelaksanaan Pelayanan
Remaja masa kini memiliki tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya serta perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau perilaku yang mengakibatkan bentuk penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan remaja. Kenakalan remaja pada umumnya terjadi karena adanya tekanan-tekanan yang timbul dari lingkungan dan orang tua yang menginginkan anak melakukan peran dewasa, padahal mereka masih tergolong dalam masa remaja, secara psikologis anak belum mampu menghadapinya. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan di usia remaja.
Remaja masa kini memiliki tekanan-tekanan yang mereka dapatkan, mulai dari perkembangan fisiologi, ditambah dengan kondisi lingkungan dan sosial budaya serta perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal ini dapat mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau perilaku yang mengakibatkan bentuk penyimpangan perilaku yang disebut kenakalan remaja. Kenakalan remaja pada umumnya terjadi karena adanya tekanan-tekanan yang timbul dari lingkungan dan orang tua yang menginginkan anak melakukan peran dewasa, padahal mereka masih tergolong dalam masa remaja, secara psikologis anak belum mampu menghadapinya. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melakukan kenakalan di usia remaja.
Posting Komentar untuk "Faktor Penyebab Kenakalan Remaja Internal dan Eksternal dan Cara Mengatasi"